Perfection-3

781 132 35
                                    

(song) Solar-Always be with you
¦

(song) Solar-Always be with you¦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf baru sempat update 🙏

Happy reading ~

***

Billivan masih menatapnya tak percaya. Apa-apaan gadis itu? Mengapa harus merebut ciuman pertama yang ia sudah susah payah ia jaga selama ini. Keisha benar-benar sukses membuatnya terkejut.

Keisha sendiri menutup mulutnya rapat-rapat dengan jemari tangan menyentuh bibirnya. Ia sendiri ikut terkejut-tercetak jelas di kedua matanya yang melebar. Benar-benar bodoh, melakukannya tanpa sadar di depan orang banyak.

"Hwoaah!! Gu-gue pasti udah gila!" gumam Keisha sambil memundurkan langkahnya.

"Heh, jangan bilang lo mau kabur setelah apa yang lo lakuin ke gue barusan?!" hardik Billivan dengan tatapan mengintimidasi.

Keisha yang awalnya menatap ke bawah kini menatap Billivan. Tanpa berkata apapun Keisha benar-benar kabur. Ia berlari meninggalkan Billivan di sana yang tampak tak percaya untuk kali kesekian.

"Woi!!" teriak Billivan dan Keisha menghentikan langkahnya. Dengan cepat ia melihat ke belakang, kembali ke cowok itu dan menarik tangan kanannya hingga cowok itu melangkah mengikuti Keisha dari belakang.

"Mau ngapain lo?!" tanya Billivan, galak.

"Tadi gue mau kabur, terus gue keinget lo mau kabur dari cewek itu. Ya, udah gue balik lagi untuk bawa lo kabur barengan. Gimana, sih?!"

"Sinting, nggak habis thinking gue." Billivan bergumam pelan.

Keduanya kini berada di depan sebuah kafe bernuansa hitam dan putih. Keadaan di dalam kafe tidak terlalu padat dan masih menyisakan beberapa meja kosong. Setelah mengambil minuman pesanan di meja orderan, Keisha memilih duduk di lantai dua-di ruangan terbuka. Billivan hanya mengikuti dengan patuh.

Merasa ditatap oleh cowok di hadapannya, Keisha meletakkan minumannya di atas meja dan menatap balik cowok itu.

"Mau nge-date berapa jam, lo?" tanya Billivan tanpa basa basi.

"Satu atau dua, deh. Nggak usah sampe malem. Entar bosen lagi gue deket lo terus."

Mendengar akhirvkalimat gadis itu, Billivan mencondongkan badannya ke depan. "Hei, jangan lupa. Lo jadi babu gue sebulan. Jadi, selama sebulan lo bakalan ketemu gue terus. Congrats, ya." Setelahnya, Billivan menyandarkan punggungnya kembali di kursi sambil meminum sedikit es americano-nya.

PerfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang