[2] - dia yang datang tiba-tiba.

667 124 15
                                    

"saya nggak pernah minta untuk diselamatkan."

alis pemuda tegap dengan setelan hitam itu menukik disertai kernyitan di dahinya. tidak habis pikir. ia kemudian berjalan, melangkah mendekati si pelajar yang rambutnya kini sudah kusut masai, dengan memar serta lecet berdarah di dahi juga rahangnya, ia berjongkok.

"nama?" tanyanya.

"hah?" si pelajar memiringkan kepalanya, bingung dengan pertanyaan tiba-tiba.

"namamu, taehyung kim kan?"

si pelajar berjengit, pandangan matanya beralih dan tidak lagi menatap si pemuda. "taehyung saja."

"terserah, itu namamu pokoknya. saya tidak boleh memberitahu ini pada manusia, tapi anda tahu? sekarang itu bukan waktu anda untuk mati, waktu anda masih sangat, sangat, sangat, sangat panjang. anda tahu apa artinya itu, taehyung?"

"Tuhan sebenci itu pada saya sampai memberikan saya waktu sangat sangat sangat sangat panjang untuk hidup? Beliau senang menyiksa saya?"

"bercandamu bagus."

"terima kasih, tapi saya serius."

"saya tidak tahu soal apakah Tuhan benci padamu atau tidak, itu diluar kekuasaan saya. yang jelas, jika anda berusaha mati di luar ketetapan jangka waktu, itu bisa dipastikan gagal. jadi alih-alih mati, anda mungkin bisa menderita patah tulang dan kondisi kritis yang membuat  koma sampai entah kapan."

"artinya saya berpotensi tidak sadarkan diri sampai saya tidak tahu kapan?"

"ya."

"oh, itu lumayan bagus juga. akan  saya cobㅡ"

"apa? hei!"

"ㅡack!"

si pemuda, lagi-lagi, tidak habis pikir. ia mencengkeram pergelangan tangan si pelajar kelewat keras, menarik si pelajar yang ingin melangkah lagi ke pinggiran atap untuk melompat. si pelajar lagi-lagi tersungkur dengan ringisan yang hampir tidak terdengar, ia kembali terduduk kini dengan si pemuda yang melotot tajam.

"anda benar-benar mau mati?!"

"kenapa anda baru sadar?"

"kenapa?"

"saya tidak punya kewajiban untuk menjawab."

hening sejenak, dan si pemuda tersadar ia mencengkeram pergelangan tangan si pemuda kelewat keras, tersadarkan oleh basah aneh yang kini membasahi telapak tangannya dengan warna merah yang mulai menetes ke bawah lantai. selama ini, si pemuda jarang sekali menemukan kasus seperti taehyung. rata-rata, orang yang ia lihat adalah orang dengan pikiran lemah dan hanya menginginkan perhatian atau diwujudkan keinginannya. biasanya mereka akan meninggalkan surat bunuh diri berikut lokasinya, detik berikutnya, keluarga atau temannya datang dan membujuk kemudian tidak jadi bunuh diri. itulah yang sering jeongguk lihat.

namun, taehyung berbeda. dia sudah kehilangan harapan. matanya kosong dan walaupun tubuhnya gemetar, ia tetap akan melompat. taehyung juga tidak menjelaskan kenapa ia mau bunuh diri. ia tidak banyak bicara, tidak ada satupun yang datang ke tempat ini. matanya sembab dengan kantung mata yang menghitam dan besar, luka-lukanya juga terkesan baru tanpa ditutupi plester dan tubuhnya terlalu kurus untuk pelajar dengan tinggi sepertinya. ia seperti berniat untuk mati tanpa meninggalkan jejak, berniat melakukan semuanya sendiri, seperti apa yang ia lakukan sebelumnya.

"maaf, lukanya jadi terbuka. biar saya obatiㅡ"

"biarkan saja," si pelajar itu bergumam, sama sekali tidak menampilkan ekspresi sewajarnya orang kesakitan. "kalau kehabisan darah, saya mati juga kan?"

"bukan hari ini."

"walaupun kehabisan darah? tapi dalam bukuㅡ"

"kamu tahu kekeraskepalaan takdir, bukan? secara sains, kamu bisa mati jika kehabisan darah. tapi siapa yang tahu darahmu cepat membeku, pendarahannya berhenti dan kamu cuma pingsan karena kekurangan cairan?"

taehyung diam sebentar, "masuk akal."

"bagus."

"anda tahu cara memepercepat jangka waktu saya?"

"saya tidak punya wewenang untuk itu."

"artinya saya tidak bisa mati hari ini? apakah tidak ada sistem miss yang mengizinkan saya untuk mati?"

"jangan berpikir terlalu jauh, jangka waktumu sudah ditetapkan dan tidak ada siapapun yang bisa mengubahnya. kamu bisa mengundang kekacauan jika mati hari ini."

"contohnya?"

"jadwal mati setiap orang sudah ditentukan, jadwalmu nanti overlap dan akan ada kesalahan struktur. tapi saya tidak punya wewenang juga atas itu dan hanya itu informasi yang saya berikan."

darah taehyung masih menetes ke lantai, jeongguk mulai menatap khawatir genangan kecil darah yang seperti tidak menunjukkan tanda berhenti, terus menetes layaknya rintik hujan. wajahnya sudah pucat, matanya tidak fokus dan terlihat menerawang, tanda serius kekurangan cairan tubuh.

bocah ini serius ingin mati.

saat bibir kering dan pecah-pecah milik taehyung kembali terbuka untuk menanyakan sesuati, jeongguk mengambil langkah, muncul tepat di belakang taehyung, menekan titik di pertengahan lehernya dan menahan tubuh si pelajar yang mendadak ambruk di tangannya. sedikit penasaran, jeongguk mengintip sedikit memori taehyung, menyelam sedikit untuk menyentuh jiwanya.



hampa,

jiwanya keropos,

asa itu hancur tak bersisa,

gelapnya dingin,

dan familiar.


"rusak sekali," gumam jeongguk, menarik dirinya dari percobaan mengintip kotak emosi taehyung, ia membawa tubuh kurus taehyung di tangannya kemudian pergi dari atap gedung setelah menghilangkan jejak genangan darah yang tersisa.

malaikat maut seperti jeongguk punya umur yang sangat panjang, kekal, dan dapat merubah penampilan. namun ketika sudah mencapai penampilan prima, mereka tidak akan terlihat menua lagi. dengan umur sepanjang itu, nurani mereka sudah tidak berfungsi. mati. hanya mengerti dan memahami suatu perasaan tanpa merasakan empati dan simpati. sekedar formalitas dan profesionalisme.

namun saat itu, kekosongan yang sedikit diintip jeongguk benar-benar membuat tenggorokannya tercekat. sebanyak apa yang telah taehyung lewati hingga kini ia ada di titik itu? [ ]







A/N
um, hi? ;______;

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

if you want to die;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang