1

17.5K 1.2K 20
                                    

renjun berlari kencang dari halte menuju rumahnya. keringat dari tubuhnya bercucuran seiring dengan langkah kakinya yang cepat.

dia bahkan tidak memedulikan keselamatannya yang hampir saja di tabrak sebuah mobil jika tidak menghindar cepat. umpatan yang dikeluarkan dari pengendara itu tidak ia hiraukan. dia hanya butuh pulang secepatnya.

-

matahari pagi kali ini sangat cerah sekali membuat lelaki mungil ini berkeringat sedikit sembari menunggu bus yang akan ia tumpangi.

kali ini ia mencoba peruntungan lagi dengan mengirim lamarannya ke perusahaan2 yang ada di kotanya. mungkin dia sudah memberi lamaran dirinya hampir 30% perusahaan dikotanya ini tapi mungkin belum rejekinya.

dia mengecek jam tangannya untuk memastikan kapan bus akan tiba.
tiba2 saja nada dering hp nya berbunyi nyaring dia dengan cekatan merogoh saku celananya dan melihat siapa yang menelfonnya pagi2 ini.

dan ternyata mamanya.

'halo kenapa ma?' renjun tidak mendengar sautan. dia hanya mendengar isak tangis mamanya di sebrang sana dan seseorang berteriak.

'halo ma? ma? halo?' renjun sedikit berteriak untuk memastikan apa suaranya kedengaran disana atau tidak.

'ibumu bersama ku. jika kamu tidak ingin ibumu mati sia-sia maka lunasi lah utang ibu mu ini hari ini' nafas renjun tercekat. detak jantungnya seakan berhenti.

-

renjun menerobos masuk rumahnya. dia meneriaki nama mamanya untuk memastikan apakah mamanya disini atau tidak.

tapi hingga suaranya hampir habis mamanya tidak menjawab. orang itu membawa mama bersamanya.

renjun kalut dia berusaha menahan tangisannya dan berlutut lemas dikamar tamunya. renjun mengetikan sebuah nomor dihpnya dengan gemetar.

"aku menerima tawaran mu, tapi aku mohon malam ini transferkan aku uangnya." renjun memutuskan sesuatu hal yang seumur hidup dia tak pernah membayangkan.

"kau serius renjun? ada apa denganmu?" seseorang disebrang sana terkejut mendapat telfon darinya.

"aku serius. aku mohon bayar aku dulu nanti malam, aku sangat butuh" renjun menelan salivanya sendiri.

"kita ketemu dulu. apa perlu aku menjemputmu?" renjun menggeleng yang suda dipastikan seseorang diujung sana tidak tau.

"tidak. mari kita ketemu ditempat pertama kali" renjun memutuskan panggilannya sepihak dan mengusap mukanya kasar

ia harap keputusannya benar.

-

15 menit renjun sudah menunggu ditempat ini. disebuah cafe pinggiran kota yang tidak mahal tapi nyaman.

ia sedari tadi mengetuk2 jarinya diatas meja.

"kau terlihat kacau" seseorang yang ditunggu akhirnya datang.

renjun hanya tersenyum tipis menanggapinya dan mulai membicarkan yang orang ini tawarkan.

"aku siap kapan aku mulai? berapa kamu membayarku?" renjun dengan rentetan pertanyaannya itu membuat orang depannya menggeleng heran.

"sebenarnya ada apa dengan dirimu?cerita lah jika aku bisa membantu akan ku bantu" renjun menghembuskan nafasnya kasar.

"orang tua ku terlilit utang. aku tidak bisa membayar bahkan aku tidak mempunyai pekerjaan. dia reternir itu mengancam ku untuk membunuh mama jika tidak bisa melunasinya hari ini" orang didepannya terkejut mendengar ucapan renjun.

"berapa hutangnya?"

"10jt won" renjun maupun orang didepannya sama2 terdiam.

"please bantu aku hendery. aku tidak meminta uang mu, aku cmn ingin bekerja bersama mu" hendery menatap renjun dalam. dia juga tidak mempunyai uang segitu banyak.

"akan aku tanyakan dengan bos ku" renjun menatap hendery lega dan tersenyum tipis.

huang hendery. dia teman renjun semasa sekolahnya dulu. dia bekerja disebuah bar dan bossnya juga memiliki bisnis sampingan.

hendery dengan cepat merogoh saku celananya dan mengetikkan sebuah nomor disana. dia menelfon seseorang.

"halo bos, aku mendapatkan seseorang yang bisa malam ini"

"iya orang yang pernah aku ceritakan beberapa tempo lalu"

"iya oke aku akan kesana, terimakasih."

panggilan ditutup dengan hendery memberi senyuman kepada renjun.

"berapa dia akan membayar ku?"

"tidak tau kamu bicara saja dengannya. ayo ikut dengan ku" hendery menarik kursinya pergi dari cafe itu dan renjun menyusulnya dari belakang.

-

renjun menatap sekeliling pajangan yang ada didinding sini. lalu ia mengarahkan pandangan pada seseorang yang sudah duduk tenang disofa.

"kau huang renjun?" renjun menangguk pelan.

"nama kita bertiga sama, aku huang yukhei. bosnya huang hendery tapi biasa dipanggil lucas" lucas menjabat tangan renjun pelan dan dengan cepat renjun melepasnya setelah memberikan senyum tipis.

lucas terus2an menatap renjun dari ujung sampai atas hingga membuatnya risih. renjun berusaha menetralkan detak jantungnya karena ia benar2 gugup ditatap seperti itu.

"jangan menatapnya terus seperti kesetanan. dia bisa takut dengan kau" hendery berbicara pada atasannya. ya terkadang mereka berbicara informal karena lucas juga sudah menganggap hendery sebagai temannya.

lucas terkekeh pelan dan mengatakan "kau bagus sekali menemukan dia. aku pastikan pelanggan malam ini sangat menyukainya"

"dia ingin dibayar dahulu sebesar 10jt won" lucas terkaget mendengar penuturan itu.

"apa kau gila? dia bahkan belum melaksanakan tugasnya." renjun menduduk pelan mendengar ucapan lucas.

"ibunya diancam akan dibunuh hari ini jika ia tidak melunasinya. ibunya sudah bersama reternir" renjun menautkan kedua tangannya berharap lucas mensetujui itu.

"hm itu bukan urusanku"renjun maupun hendery menatap kaget kearah lucas.

hendery menanjamkan tatapannya seolah2 dia akan membunuh lucas saat ini.

lucas mendesah kasar "oke akan ku bayar nanti malam tapi setelah kau memuaskannya. jam 7 malam di bar tempat hendery bekerja" renjun menghembuskan nafasnya lega mendengar penuturan lucas.

renjun pamit permisi sebentar untuk ke toilet.

sesampainya di toilet ia mengetikkan sebuah nomor dan menelfonnya.

"aku akan membayar tapi beri aku waktu mungkin sampe jam 4 subuh. aku mohon" orang disebrang sana terdiam cukup lama dan mengiyakan ucapan renjun dengan ancaman jika dia berbohong mamanya akan mati malam ini juga.

renjun menutup telfonnya. ia melihat kaca yang ada didepannya saat ini. hanya ada penampilan kacau darinya tidak ada raut apapun dari mukanya saat ini. renjun benar2 lelah hingga ia mati rasa.

"semoga ini keputusan yang terbaik"



hai!! ini wp pertama ku^ maaf ya kalo masih berantakan. tolong vote dan komen ya biar aku bisa semangat nulis^ hehe terimakasih!

WRONG CHOICE -Renhyuck/HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang