Dengan alasan kereta terakhir sudah berangkat, Akina pergi ke rumah salah satu senpainya, Kanae. Lengkap dengan bajunya yang basah kuyup akibat hujan deras diluar yang ia terobos tadi.Kanae hanya bisa menghela napas pasrah ketika melihat kouhainya yang berdiri di depan pintu rumahnya sambil nyengir-nyengir tidak jelas.
Tanpa menunggu lama, Kanae mempersilahkan Akina untuk masuk ke dalam rumahnya. Setelah Akina mengucapkan terimakasih, ia pergi ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya. Kanae pun mempersiapkan bajunya yang bisa dipakai untuk kouhainya yang satu itu.
"Aku benar-benar minta maaf, Kanae-san. Harus mengganggumu malam-malam begini..." Ucap Akina setelah keluar dari kamar mandi, ia menaruh handuk kecil putih di atas kepalanya yang masih setengah basah, dan duduk nyaman di sofa sebelah Kanae berada.
"Gapapa kok, Akki. Cuma lain kali telpon dulu oke? Kalau aku udah tidur tadi, mungkin Akki bakal diluar sampai esok." Jawab Kanae. Akina hanya menggaruk kepalanya pelan, lalu mengangguk.
"Kanae-san sudah mau tidur? Kalau sudah mengantuk tidur saja, biar aku tidur di sofa."
"Hmmm, gimana ya..." Kanae mengambil boneka kucing disebelahnya, boneka Roto, dan memeluknya erat sambil berpikir.
Kanae lalu menatap Akina.
"Mau main game dulu?" Usul Kanae sambil tersenyum lembut kearah Akina, dan itu membuat Akina tersipu kecil.
Akina berusaha menenangkan hatinya yang berdebar karena serangan senyuman Kanae tadi. Lalu setelah sudah mantap, ia menjawab Kanae yang sudah kebingungan.
"Ka-kalau Kanae-san belum mengantuk, boleh kok." Kanae yang mendengar itu tersenyum kecil, lalu bangkit mengambil PSnya dan menyalakan tv nya yang akan digunakan sebagai layar gamenya. Mereka berdua duduk di atas karpet menghadap ke Layar tv.
"Nah, ayo mulai, Akki." Ajak Kanae, yang dijawab anggukan antusias oleh Akina.
"Tapi, kalau nggak ada hukuman buat yang kalah jadi gak seru, dong," Kanae melirik Akina. "Ya kan, Akki?"
"Oh! Kalau gitu buat aja hukumannya, menurut Kanae-san, enaknya hukuman apa?"
"Hmm, yang kalah... Harus lakukan satu hal yang pemenang suruh?"
"Ah! Itu bagus, jangan marah ya kalau aku menang~" Akina tersenyum dengan pedenya, Kanae menyengir kecil, tidak merasa terintimidasi sedikitpun. Lagipula, ia hanya harus menangkan?
•
•
•
•
•"AAAKH, kenapa aku kalah teruss!!?" Akina menatap layar gamenya yang memperlihatkan kata lose besar ke arahnya, sambil memegang kepalanya frustasi dan mengacak-acak rambutnya, Kanae tertawa dan mulai mengusap kepala Akina.
"Akki sudah lama gak main game ini ya?"
"Iya nih, akhir-akhir ini tugas kuliah makin banyak, bahkan waktu stream jadi agak padat..." Keluh Akina.
"Loh, memang dari tadi Akki ngapain aja diluar? Sampai malam begini?" Tanya Kanae heran, Akina pun menghela napas panjang.
"Gini nih Kanakana, aku dari tadi pagi tuh ngerjain tugasku di perpustakaan sampaaai siang, lalu, tiba-tiba aku ditelpon Shellin-sensei agar datang ke kantornya untuk membantunya nyelesain kasus! Dan itu memakan waktu empat jam, Kanae-san! EMPAT JAM!" Jawab Akina sebal dengan menunjukkan angka empat di jarinya tepat di depan muka Kanae. Kanae tertawa kecil, melihat Akina sebal seperti itu terlihat cukup imut baginya.
"Ooh, lalu ada apa lagi?"
"Setelah itu, aku pergi ke rumah makan kecil karena kelaparan, dan secara tidak sengaja bertemu Mayuyu disana yang duduk bersama Kagami-san. Kami saling sapa dan mulai makan bareng, deh. Tahu-tahu waktu berlalu dan sudah gelap diluar, karena Kagami-san ada janji lain, ia pergi duluan, jadi aku dan Mayuyu sempat keliling toko-toko, tapi hanya sebentar... Karena ia mau pulang. Begitu deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nijisanji Fanfic One-Shot.
FanfictionNijisanji Fanfiction. Hanya kumpulan cerita Nijisanji dengan karakter berbeda-beda dan pair yang berbeda-beda pula. • • • Warning : OOC, ShounenAi, ShoujoAi, maupun straight. Bagi yang tidak suka, tidak usah dipaksakan membaca! P.S Dan untuk yang g...