"Kita udahan!" ucap Farel lugas.
Dan entah mengapa setelah mendengar itu degup jantung Mika menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Mata Mika memanas seakan awan di atas sana akan meneteskan cairannya lagi.
Tidak tahu ada apa dengan Farel hari ini. Laki-laki jangkung itu berdiri tegap sambil menyelipkan kedua tangan di saku celana abunya. Raut wajahnya tampak biasa, tapi tidak tahu dengan hatinya sekarang seperti apa.
Mika memajukan langkahnya sekali untuk mendekati Farel, ia menatap mata itu sejenak lalu tersenyum tipis. Sebelah alis Farel terangkat melihat senyum Mika.
"Kak Farel," ucap Mika terdengar sendu di telinga Farel.
Farel menahan napasnya. Ia mengalihkan pandangannya dari Mika, melihat ke arah lain lalu kembali menatap Mika. "Mulai hari ini dan seterusnya kita gak punya hubungan apa-apa lagi." putus Farel.
"Tapi kenapa kak?"
"Karena.."
"Farel!" Teriak Daren membuat Farel menjeda ucapannya. Dengan sedikit terburu-buru Daren berlari kecil menghampiri Farel. Raut wajah Daren tampak tidak bersahabat.
"Alena, El! Dia nekat mau loncat dari rooftop