¶ Curse Love ¶ (1)

122 59 231
                                        

🌺~•~🌺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌺~•~🌺

Ini adalah hukuman terberat yang pernah aku alami, seharusnya aku berpikir terlebih dahulu.

Aku melakukan sesuatu sesuka hatiku  tanpa mengenal rasa penyesalan
sedikit pun, aku mengorbankan
seseorang yang selalu ada di
setiap tawa dan duka ku.

Kenapa aku harus lahir jika
akhirnya seperti ini?

🌺~•~🌺

"Lihatlah dia, benar-benar menyedihkan bukan?" Seseorang itu pergi melewatinya begitu saja, dan jangan lupa dengan tatapan sinis yang dia berikan.

"Benar. Aku benar-benar menyedihkan. Sangat-sangat menyedihkan, benar bukan?" Hyeong-na tidak terima dengan perkataan seseorang yang meremehkan dirinya.

Perempuan itu membalikkan badan, dan menatap Hyeong-na dengan lekat.

"Kau ... jangan pernah mencari perhatian kepada mahasiswa di sini," ucap Hwa-min sambil berbisik kepada Hyeong-na.

"Aku tidak pernah mencari perhatian kepada siapapun, termasuk-"

"Seseorang yang ditinggalkan oleh orang yang disayanginya, mereka akan bersikap seperti ini. Seolah-olah mereka pantas dikasihani." Setelah menyelesaikan kalimatnya, Hwa-min segera pergi dari hadapan Hyeong-Na.

🍃🍃🍃

"Jangan, jangan menangis Hyeong-na." Hyeong-na menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, dia duduk di bawah pohon besar yang ada di halaman belakang kampusnya.

°°°

"Kita terhubung satu sama lain, tetapi aku tetap saja tidak bisa menemukan dirimu. Apa kamu sudah terlahir kembali? Apa aku harus menunggu dirimu lagi?" Seok-jin benar-benar lelah sekarang, hukuman ini adalah hukuman terberat yang pernah dia dapatkan.

Tidak, sepertinya ini bukan hukuman. Melainkan kutukan dari seseorang yang dia bunuh dengan pedang yang dirinya pakai pada saat itu.

"Jatuhkan pedangmu, atau dia tidak akan selamat!" Ji Ae mensejajarkan pedangnya pada leher Eun Na.

"Jangan jatuhkan pedangmu! Aku mohon," ucap Eun Na sambil memohon kepada seseorang yang dia cintai saat ini. Seok-jin benar-benar tidak bisa berpikir sekarang, apa yang harus dia lakukan untuk saat ini?

"Lee Seok-jin! Cepat bunuh iblis itu! Waktu kita tidak banyak lagi!" Seok-jin melihat ke arah Eun Na. Dengan senyuman manisnya, Eun Na menggangguk kepada Seok-jin.

Dengan cepat Seok-jin berlari ke arah Ji Ae, perempuan iblis itu. Seok-jin mengarahkan mata pedangnya ke arah dada Ji Ae dan menusuk Ji Ae. Sayangnya Ji Ae tidak sebodoh itu, dengan cepat dia memainkan pedangnya dan mensejajarkan dengan leher Eun Na.

"Aku ... a-ku akan ... terlahir kem-ba-li." Eun Na menghembuskan nafas terakhir nya dengan senyuman yang tidak akan pernah dilupakan oleh Seok-jin.

"A-ku, aku akan mengutuk diri-mu, kau akan hidup selama-nya, kau tidak a-akan pernah mati! Sampai ... ada seseorang yang mempunyai tanda i-iblis seperti diriku!" Bersamaan dengan Eun Na, iblis itu berubah menjadi abu hanya dalam beberapa detik saja.

"Kau harus terlahir kembali, aku akan selalu menunggu dirimu."

🍃🍃🍃

Hyeong-na memasang earphone di telinganya, dia berjalan di pinggir jalan. Setelah jam pelajaran sudah selesai, ia benar-benar sangat lega, sepertinya beban yang ditanggung sudah tidak ada lagi untuk hari ini.

Sebelum pulang dari kampus, Hyeong-na menyempatkan diri untuk membeli minuman di sekitar kampus dan setelah itu dia langsung pergi dari ke tempat lain.

Hyeong-na berhenti sebentar, dia benar-benar menikmati kopinya.

"Apa? Hujan?" Hyeong-na mengulurkan tangan kirinya untuk memeriksa apakah hujan benar-benar turun.

"Benar, ini hujan." Tanpa melihat dengan jelas Hyeong-na menabrak seseorang, kopi yang dipegang olehnya terjatuh.

Hyeong-na sedikit mundur dan memberanikan diri melihat seseorang tersebut.

"Maaf, aku tidak melihat dengan jelas. Aku benar-benar minta maaf." Hyeong-na meminta maaf kepada seseorang yang tanpa sengaja ditabrak oleh dirinya.

°°°

"Permisi-" Belum sempat Seok-jin menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja seseorang itu menabrak dirinya.

Seseorang itu menjauh sedikit dari Seok-jin, dan dia segera meminta maaf kepada Seok-jin.

"Maaf, aku tidak melihat dengan jelas. Aku benar-benar minta maaf," ucap perempuan itu kepadanya.

Seok-jin saat itu sedang memegang payung dengan erat dan tiba-tiba saja melepas payung tersebut.

"Han Eun Na." Tiba-tiba saja kalimat itu keluar dari mulutnya.

Hyeong-na sempat merasa kesal dengan Seok-jin, tapi mungkin tidak ada waktu lagi. Hyeong-na mengambil payung yang dijatuhkan oleh Seok Jin dan memberikan payung itu secara langsung kepada Seok-jin. Dengan cepat Seok-jin mengambil payung itu darinya.

"Sebelumnya maaf, namaku bukan Han Eun Na, tapi namaku Park Hyeong-na." Ucap Hyeong-na dan segera pergi dengan berlari.

Seok-jin terdiam seperti patung, mungkin dia berpikir kalau ini hanya halusinasinya. Dengan cepat ia membalikkan badan dan melihat Hyeong-na  berlari sambil meletakkan tas nya di atas kepalanya. Bahu kanannya memancarkan cahaya merah yang begitu terang, tetapi hanya Seok-jin yang bisa melihat semua itu.

"Benar, kau ... adalah Eun Na. Tapi kenapa, kenapa harus tanda-iblis?"

To Be Continue ...

🌺~/~🌺

Curse Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang