[ Chapter 1 ] Dongeng (Part 2)

44 8 6
                                    

halo bunda🌚 jangan lupa votement-nya hiya.

---

Rachel terdiam menatap ayahnya yang baru saja membacakan sebuah dongeng agar ia tertidur, namun dongeng tersebut malah membuatnya merasa ketakutan.

“Sejak kapan ada dongeng yang kaya gitu?” sahut Rafael pada Roger yang terdiam membeku diujung kasur Rachel.

Roger juga bingung pada dirinya sendiri.

lalat kalo malem pergi kemana ya?’ pikirnya.

“Yah!”

Roger yang awalnya terdiam langsung tersenyum kearah dua anaknya itu lalu berkata, “Kehidupan ayah udah lebih kaya dongeng El”.

Rafael yang dijawab gitu cuma ngeliatin ayahnya dengan tatapan jijik. Gini nih bunda contoh anak titisan dakjal.

“Yaudah, kalian tidur, besok hari pertama sekolah jangan sampai terlambat” ujar Roger sembari mencium dahi kedua anak bongsornya itu.

Setelahnya ia keluar sambil mengerutkan dahinya. “Tadi gua cerita apaan dah?” tanyanya pada tembok kamar anak sulungnya.

Tiba-tiba dari arah berlawanan Danny si anak sulung keluar dengan baju tidurnya. Ia menatap ayahnya dengan tatapan mengintrogasi. Tak lama raut wajahnya berubah menjadi cerah.

“Kenapa yah?”

Roger yang tadinya deg deg-an seketika langsung tenang. Dia menggelengkan kepalanya dan langsung pergi turun kelantai satu. Danny yang ngeliat itu cuma diem ditempat lalu bergumam “Kenapa dah”. Lalu ia berjalan pelan menuju kamar kedua adik bungsunya yang berada didepan kamarnya.

Baru saja ia ingin meraih ganggang pintu kamar tersebut, namun sudah didahului oleh Rafael yang keluar dengan muka masamnya. Danny yang bingung pun bertanya.

“Kenapa El?”

“Tau ayah, gajelas”

Mendengar jawaban adiknya itu, Danny semakin bertanya-tanya. Ada apa dengan rumah tangga ini? pikirnya.

•••

Keesokan harinya berjalan seperti biasa. Bangun pagi, mandi, sarapan, berangkat sekolah atau kerja. Sama dengan keadaan keluarga Wijaya sekarang ini.

“BANG IJAL DASI GUA MANA?”

“CARI DIKAMAR LAH EL, NGAPAIN NANYA GUE”

“KAN KEMAREN ELU CUCI BANG”

“YA MANA GUE TAU”

Rachel hanya duduk terdiam sembari menunggu ayah dan kakak-kakaknya untuk sarapan. Dia sudah bangun sejak pukul empat dini hari tadi untuk melaksanakan kewajiban, tidak lupa membangunkan Rafael walaupun tidak akan ada balasan.

“Non, dimakan atuh sarapannya, nanti dingin loh”

“Bibi juga sarapan ya, Ache gamau makan sendiri”

Bibi Eva yang awalnya resah untuk menjawab ajakan Rachel pun tanpa pikir panjang langsung meng-iya-kan. Rachel membalasnya dengan senyum girang.

Tak lama, Danny dan Rafael pun turun untuk sarapan dengan pakaian yang tidak menentu. Mulai dari dasi yang hanya tergantung dilehernya, rambutnya yang acak-acakan, serta kaos kakinya yang bermacam-macam.

KEWIGAWhere stories live. Discover now