[ Chapter 2 ] Awalan

20 5 3
                                    

halo bunda🌚 jangan lupa votement-nya hiya.

---







Minggu, 6 Januari 2019
7PM



Ren sedang menunggu disalah satu halte bus disekitar tempat les-nya. Ia sudah selesai les taekwondo sejak dua jam yang lalu. Seperti biasanya, dia akan menunggu jemputan di halte bus. Namun, orang yang ia tunggu tidak kunjung datang. Ren kesal, padahal waktu udah malam. Alhasilnya dia harus menunggu sampai jemputan itu datang.

Sudah sekitar lima jam ia duduk di halte bus hanya untuk menunggu jemputan, akhirnya dia lelah. Maksud hati lelah itu mau tidur sebentar. Baru saja ia ingin berbaring membujurkan seluruh tubuhnya yang sedikit kaku tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Ren yang geram pun menatap garang kearah orang yang memanggilnya.

Farrel, oknum yang memanggil nama Ren sedikit terkejut melihat tatapan garang Ren yang jatuhnya jadi lucu. Farrel hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Ngapain lu disini malem-malem?”

“Ga liat apa bang gua masih pake baju latihan nih”

“Kasian belum dijemput, kuy temenin gua nganterin kue, nanti nginep dirumah gua aja”

Ren awalnya menolak, tapi Farrel tetap kekeh buat ngajak Ren nginep dirumahnya. Lelaki yang masih memakai baju taekwondo itu terdiam sebentar lalu meng-iya-kan ajakan Farrel.

‘Daripada gua digigitin nyamuk, bagusan nginep dirumah bang Farrel, ya kan?’ pikirnya.

Tapi, seperti yang dibilang Farrel sebelumnya, dia harus nganterin kue dulu kerumah keluarga Wijaya. Katanya sih ada yang mesen. Awalnya Ren curiga sama gelagap Farrel, tapi segera ia tepis jauh-jauh. Ga baik mikirin orang yang engga-engga ujar Ren dalam hati.

Akhirnya mereka sampai didepan pagar rumah keluarga Wijaya. Ren kagum pada rumah yang berada didepannya ini. Keren anjir sahut Ren menangis dalam hati.

“Eh ada den Farrel, ini siapa den?”

“Oh ini sepupu saya kang, kalau boleh tau bang Danny udah tidur belum kang? tadi dia pesen kue katanya disuruh anter malem”

“Belum den, mari masuk”

Farrel dan Ren dipersilahkan masuk oleh kang Mandu. Ren yang gatau harus kemana cuma ngikutin Farrel dari belakang dan juga diikuti oleh kang Mandu.

Sesampainya mereka didepan pintu utama rumah keluarga Wijaya, Farrel merogoh saku celananya untuk mengambil hp yang terus-terusan bergetar itu. Ia mencari tempat sepi untuk mengangkat telfon dari sang bunda. Tidak lupa menitipkan kotak kuenya pada Ren yang masih kebingungan.

Tanpa aba-aba, tiba-tiba pintu utama itu terbuka sendiri tanpa ada orang dibaliknya. Ren yang melihat itu seketika kaget lalu berlari kearah Farrel yang masih bergelut dengan bundanya.

“BANG BABABABANG BANG!”

“IH APESIH NIH BOCAH”

‘Kamu ngatain bunda bocah?!’

“Aduh, bukan gitu bun”

‘Terus apa?!’

“Ini ada Ren, dia manggil-manggil terus”

‘Oh gitu, yaudah cepet pulang!’

Setelah menaruh hp didalam saku celananya kembali ia langsung menatap Ren dengan tatapan marah. Ren yang digituin natap balik dengan tatapan datarnya.

KEWIGAWhere stories live. Discover now