🌋🌋🌋
Wiwin sedikit memundurkan wajahnya saat wajah Rara dan Shanty semakin dekat. Mata mereka penuh selidik, yang membuat ia sedikit takut.
"Kalian kenapa sih?"
Rara berdeham sebentar, menjauhkan wajahnya kemudian bersidekap, "lo yang kenapa?"
"Mata lo cekung, kayak abis nangis." Shanty menambahi, melakukan hal sama seperti Rara juga
Wiwin mengerjap cepat, ia tidak menyangka bahwa kedua temannya ini sangat jeli. Padahal sudah sangat susah payah dia mencoba menutupi lingkar hitam di matanya.
"Gue nggak apa-apa kok," bohongnya
"Oh... sekarang Wiwin udah gede ya, jadinya pinter boong," kata Shanty meledek
Wiwin meletakkan kepalanya di meja, menghela napas berulang kali, seolah sedang menanggung beban yang sangat berat.
"Win lo kenapa sih?!" Shanty mengguncang lengan Wiwin. Wajahnya memelas sekaligus penasaran.
"Tau nih anak, aneh banget dah," timpal Rara
"Gue ngantuk," jawab Wiwin tidak bersemangat. Tangannya bergerak mengambil tasnya kemudian ia jadikan sebagai bantal. "Jangan ganggu gue dulu."
Rara mencebik, "bentar lagi Bu Ondi dateng woi!"
Wiwin mengangkat tangannya, dan melayang di udara, "Bu Ondi kagak dateng hari ini, dia lagi sakit."
Rara dan Shanty saling menatap, kemudian langsung bangkit.
Mereka keluar kelas namun, sebelum itu Rara berteriak pada Wiwin, "yaudah lo bobo aja sepuasnya, kita ke kantin dulu!"Wiwin tidak menghiraukannya, memperbaiki posisi dan langsung tidur menuju alam mimpinya.
🌋🌋🌋
"Gila! Masa kita disuruh ngerjain soal sebanyak itu? Dikira nggak capek apa? Dikira tuh soal makanan, sekali makan langsung nyampe di perut?"
Tiga orang cowok yang hanya menyimak satu teman mereka mengoceh itu geleng geleng kepala serta menghela napas. Dia cowok, tapi mulutnya sama seperti cewek yang tengah datang bulan.
"Yas, bisa diam nggak sih?! Pas ada Bu Jessi lo kagak ngomel, kenapa sekarang mulut lo kayak traktor?" tanya Juan pada Luas, temannya yang mengoceh itu
"Diem lo! Masih kesel juga!" Luas menyentak
Mulutnya benar benar masih gatal, masih belum puas mengeluarkan unek uneknya karena dengan begitu santainya guru sejarah mereka, Bu Jessi memberi soal sebanyak 70 untuk mereka kerjakan dalam waktu dua hari.
"Lo sok sok an ngomel kayak gini, toh juga nantinya lo nyontek dari si Donal 'kan?" cibir Juan
Luas hanya mencebik kesal, mengapa disini hanya dia yang protes? Sedangkan temannya yang lain terlihat biasa saja.
"Serah lo deh."
"Eh, iya An, tumben pacar lo kagak nyamperin kita? Biasanya kan langsung datang tanpa disuruh," tanya Juan pada Andre. Ia bingung karena pacar Andre tidak terlihat. Karena biasanya gadis itu akan sangat lengket padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wiwin
Teen FictionMemendam perasaan. Hal yang sudah dilakukan oleh Wiwin Yuliana sejak bersekolah di SMA Taruna hingga sekarang. Yah... memang hanya itu yang bisa ia lakukan. Menyukai seorang cowok tampan yang sudah pasti banyak penggemarnya. Dan gadis itu salah sa...