°°story is open°°
Pukul lima sore Sharen terbangun dari tidurnya karena suara notifikasi Line yang terdengar agak brutal. Ia meraba ponselnya yang terletak di pinggir bantal sambil mengucek matanya yan masih buram efek baru bangun tidur. Terlihat ada belasan notifikasi dari Nilam, teman sebangkunya dan satu-satunya teman terdekat Sharen di SMP. Sharen menatap ponselnya dengan heran.
Nilam
Sharen!!
Woy
Takbir!
Allahuakbar!
Ada berita lejen
Heh
Anjing ya
Kemana si lu
(send foto)
Liat anjing
Seangkatan ngomongin elu
Bisa bisanya ni anak ngilang
Kalo sampe tidur gue peperin upil ya anjing
Sharen menautkan alisnya bingung, foto apa sih yang Nilam kirim. Mata Sharen membulat begitu melihat foto dirinya yang sedang terduduk di depan Jendra yang sedang berdiri. Ngomong-ngomong foto yang Nilam kirim itu sebuah screenshot status 'facebook' seseorang, dengan caption ‘kalau ditolak harusnya paham, jangan maksain sambil mohon mohon, jangan bikin malu diri sendiri.’
Sharen diam. Masih mencerna apa yang sebenarnya tengah terjadi. Apa katanya? Mohon-mohon? Sharen benar-benar bingung. Hal yang ia lakukan setelah pernyataan cinta bodohnya itu hanya menangis selama setengah jam di halte bus, lalu pulang kerumah, mandi, dan tidur karena takut Ibunya melihat Sharen sekacau itu lalu mulai bertanya banyak hal, namun, begitu bangun tidur ada berita seperti ini.
Sharen
Anjing
Siapa yang posting??
Nilam
Gue juga nggak tau
Akunnya pake nama samaran
Orang gila si pasti
Jangan liat komen ya
Pada sakit jiwa semua
Bodoh banget Nilam ini, kalau di chat begitu yang ada Sharen malah makin penasaran. Akhirnya Sharen memutuskan buat membuka aplikasi 'facebook' di ponselnya. Dan membuka postingan yang tadi Nilam kirim, lalu membuka kolom komentar.
'Siapa anjir itu ceweknya?'
'Gua yang liatt aja malu'
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back Time
FanfictionSharen nggak pernah menyesali apa yang terjadi di masa lalu, tapi satu hal yang selalu Sharen mohon untuk nggak terulang lagi di hidupnya, satu hal itu adalah, bertemu Jendra kembali. Tapi lucunya Sharen lupa, bahwa hidup nggak selalu berjalan ses...