abis nonton drama Run On jadi mood banget nulis nggak tau kenapa, makanya ngegas banget wkwkwk.
.
.
.
.
.
.
Selama satu semester ini Sharen bisa bernapas lega karena ternyata Jendra nggak satu kelas dengannya. Ya walau tetap sih kadang ia beberapa kali berpapasan dengan Jendra, tapi kami cuma saling sapa dan nggak ada percakapan apapun.
Lebih leganya lagi Jendra nggak pernah bertanya alasan Sharen nggak pernah menghubunginya setelah pertemuan mereka. Walau Sharen pernah merasa agak heran akan hal itu, tapi ia nggak mau ambil pusing, bagi Sharen hal ini malah sebuah keberuntungan buatnya.
Sekarang tepat pukul sepuluh pagi, Sharen berjalan menggeret koper berisi baju ke dalam kosan barunya. Iya, Sharen lagi pindahan ke kosan barunya, setelah satu semester di kosan lama, Sharen nggak kuat lagi buat dijahilin sama 'penghuni' kosan lamanya. Dari mulai suara ketawa jam satu malam waktu Sharen ngerjain tugas, sampe muncul di jendela waktu Sharen abis mengucap salam waktu solat subuh, dan masih banyak lagi. Iya, emang sesering itu.
Sebenarnya Sharen udah pengin sekali pindah sejak tiga bulan pertama ia kos di di sana, tapi ia sudah membayar kos enam bulan penuh, mau pindah pun sayang, Orang tua Sharen bukan orang berada yang menganggap duit 9 juta itu kecil. Jadi ya mau nggak mau, demi nggak memberatkan orang tuanya, Sharen menguat-nguatkan diri untuk bertahan di kos macam itu.
Selesai semester satu, Sharen dapat kabar bahwa di kosan Gita, teman SMA-nya yang satu kampus namun berbeda fakultas dengannya, ada kamar kosong, Sharen nggak mikir panjang lagi buat pindah ke sana, selain karen ada Gita, biaya sewanya pun lebih murah dari kosan lama Sharen, ya meskipun minus AC sih, tapi kalau masalah itu sih kecillah Sharen masih bisa bertahan.
Pindahannya kali ini, ia dibantu Gita buat bawa beberapa barang-barang lagi ke dalam kosan. Masih ada sekitar ada dua kardus lagi yang harus di bawa kamarnya.
"Abis ini gofood Chatime lu, awas kaga," kata Gita sambil beriringan membawa kardus, sementara Sharen menggeret koper.
"Iya bawel! ngomong mulu lu."
"Takut aja lupa, kebiasaan kan lu mah."
"Iya tenang, ingetin lagi aja nanti."
"Tuh kan!" Gita berseru dengan sebal, sementara Sharen cuma ketawa saja melihat kekesalan temannya ini.
Setelah sudah tiga kali bolak-balik masuk kamarnya, Sharen baru sadar jendela kamarnya berhadapan langsung dengan jendela rumah di sebelah kosannya.
"Git, ini kita keliatan nggak sih dari jendela rumah sebelah?" tanya Sharen.
"Keliatan, jelas malah. Makanya lu kalo ganti baju mending tutup ya, soalnya itu tuh kosan cowok." Mata Sharen membulat mendengar perkataan Gita. Sharen nggak sadar akan hal ini, soalnya waktu survey kamar tuh, jendelanya ditutup gorden gitu lho, terus Sharen juga nggak mikir gimana-gimana waktu itu.
"Lah gimana? serem anjir kalo lupa, ada kamar lain nggak?"
"Ya jangan lupa lah, lagian nggak ada kamar lagi, kalaupun ada ogah gue ngangangkatin barang lu lagi." kata Gita sambil berkacak pinggang setelah meletakan kardus di lantai kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back Time
FanfictionSharen nggak pernah menyesali apa yang terjadi di masa lalu, tapi satu hal yang selalu Sharen mohon untuk nggak terulang lagi di hidupnya, satu hal itu adalah, bertemu Jendra kembali. Tapi lucunya Sharen lupa, bahwa hidup nggak selalu berjalan ses...