3 Pikiran Dalam Satu Tubuh

15 1 0
                                    


JUDUL :
3 pikiran dalam 1 tubuh

Alarn ku berdering pada pukul 07:30,

Aku pun terbangun dan mendengar jeritan ibu dari dapur...
"Rudi...! Pergilah ke pasar dan antarkan pesanan teman ibu, dia berjualan di sebelah penjual ikan yang yang pernah mengasuh mu dulu"
"Baiklah ibu, aku akan bersiap-siap"
Aku pun bergegas mengambil handuk dan mandi, tanpa perlu lama lagi aku langsung membawa pesanan teman ibu ke pasar.

***
Berjalan di pasar pada hari libur seperti ini memang merepotkan... seharusnya aku masih berbaring di kasur dan memainkan game, yah mau bagaimana ini perintah ibu, Ibu itu seperti raja dan perintah nya itu mutlak.
Di pasar banyak sekali orang yang bekerja, mengangkat barang berat, mengantar orang pulang atau membawa barang yang akan di bawa pulang menggunakan sepeda becak,
Terlintas di pikiran ku
"Untuk apa mereka membuang tenaga seperti itu?, sungguh merepotkan..."
Untuk menjawab pertanyaan ini tanpa pikir panjang dan menjawab
"Ya jawabannya, mereka membuang tenaga itu untuk bertahan hidup,"
"Tapi bagaimana maksud dari membuang tenaga bisa bertahan hidup?" Hati ku memberi pertanyaan
Lalu otak ku menjawab pertanyaan itu
"Mereka membuang tenaga itu untuk mendapatkan uang, jika membuang tenaga tidak mendapatkan uang sama aja seperti orang berotot yang tidak memiliki otak".
Itu benar sekali ... (Lagi2 aku berbicara dengan kedua organ tubuh ku).
Berjalan di pasar sambil berfikir yang tidak berguna membuat ku lelah, tapi aku harus tetap mengantarkan pesanan ini.

"Oy apa kau ingat dimana tempat teman ibu mu itu?" Ujar hati ku
"Sialll ..!!, Bagaimana aku bisa lupa dengan hal sepele itu"
"Aku terpaksa harus kembali kerumah untuk menanyakan ini kepada ibu"
Berlarii

***

Di rumah
"IBU!!, Ada yang ingin aku tanyakan"
"Oh, Rudi kau sudah pulang?, (Dia melihat barangnya dia bawa kembali)
" Kenapa barangnya belum kau berikan?"
"Anu, aku lupa kemana harusnya barang ini di antar hehe"
"Berikan itu pada ibu, biar ibu yang mengantarkannya, kau benar benar tidak bisa di andalkan"
Ibu bergegas mengganti pakaian dasternya dan pergi meninggalkan rumah... Aku di rumah seorang diri berbicara dengan kedua organ tubuh ku yang selalu berdebat,
"Yah melakukan perjalanan ke pasar di hari libur membuat ku ingin menonton tv dan meminum secangkir kopi"
"Hey, apa kau tidak membenci ibumu?," Ujar hati ku
"Apa maksudmu?" Aku menjawab dengan tegas
"Yah, kurasa kata-kata yang di ucapkan nya tadi bisa membuat kau kecewa" hatiku menjelaskan maksud perkataannya tadi
"Harusnya kau yang menjawab pertanyaan mu itu sendiri!! , Kau lah yang bisa merasakan apa kau merasa sakit atau tidak dari sebuah omongan"!! Aku mengatakan itu dengan nada marah
Otak ku pun ikut dalam percakapan yang tidak penting itu
"Berhenti lah bertengkar, kalian itu satu tubuh bagaimana kalian bisa bertengkar dengan organ tubuh mu sndiri?"
Aku pun menjawab dengan penuh tanda tanya
"Itu benar, mengapa kita selalu berdebat, padahal kita satu tubuh"
Hati dan otak ku tidak merespon yang aku katakan
"Oyy, apa yang kalian lakukan kenapa diam saja!!"
"Diam lah aku sedang berfikir" otak ku kembali berfungsi
"Jika di pikir kembali kita seharusnya menyalahkan penulis mengapa dia membuat kita seperti ini,? Mempunyai tiga pikiran sekaligus dalam satu tubuh" otak ku mengatakan ini dengan penuh percaya diri
"Yah yah, itu benar si penulis lah yang harus kita salahkan!!" Hati ku yang tidak punya pendapat, dan dia hanya menyetujui pikiran otak ku
Setelah lamanya mereka berdebat, tiba-tiba hal yang membuat mereka terkejut itu adalah
Wajah si penulis yang tiba-tiba muncul di tv dan ikut dalam percakapan mereka
Si penulis " Yo"
" Apa yang terjadi kali ini, bagaimana bisa si penulis masuk kedalam cerita yang dia buatt" aku mengatakan ini dengan penuh emosi
"Cerita komedi macam apa inii, bahkan pembaca pun tidak akan tertawa melihat lelucon ini" otak ku berbicara seolah dia pemberi saran
"Hahahaah, aku tidak bisa berhenti tertawa melihat wajah si penulis yang tiba-tiba muncul di layar tv"
Hati ku tertawa lepas melihat lelucon yang di pikirkan si penulis
Si penulis " berhenti lah mengomentari cerita ku, lakukan saja apa yang ada dalam pikiran ku ini"
"Bagaimana mana kami bisa mengetahui apa yang kau pikirkan aku bukan lah seorang peramal!!" Aku menjawab nya dengan rasa ingin menangis melihat apa yang terjadi
"Jika kau ingin kami mengetahui apa yang kau pikirkan buat lah cerita yang di mana kami bisa menjadi seorang peramal" otak ku ikut dalam percakapan ini lagi
Si penulis"tidak tidak, kalian tidak boleh mengatur ku"
"Setidaknya buat lah karakter ku sedikit seperti orang normall, kumoho-" si penulis tiba-tiba pergi dan hilang dari layar tv, "sialann rasanya seperti sedang berbicara dengan wanita di telepon dan dia mematikan tanpa permisi" aku ingin memaki nya walaupun hanya 10 detik
"Yah aku lelah dan ingin tidur"
Otak ku memulai pembicaraan
"Oy rudi, aku ingin kau memberikan kami berdua nama"
"Berisik diamlah aku ingin tidur" jawab ku
"Benar berikan kami nama agar si pembaca tidak kebingungan" hati ku menyetujui apa yang di inginkan otak ku
"Baiklah aku berikan kalian nama, otak = andy
Dan kau hati = franky" aku memilih nama asal-asalan itu agar aku bisa tidur"
Setelah beberapa lama aku tidur, ponsel ku berdering
Ah sial siapa yang menelepon itu, merepotkan
****
"Oh iya, halo siapa disana apa yang kau ingin kan?"
"Ya aku niko teman sekelas mu, aku ingin memberikan mu berita buruk"
"Niko?, Siapa?"
"Aku orang yang duduk di belakang bangku mu"
"Ha iya aku tau, ( sebenarnya dia tidak mengingat siapa si niko itu"
"Besok sekolah, dan perlu kau ingat libur akhir pekan hanya satu hari oke"
"Kenapa kau memberikan info tidak berguna itu!"
"Ya ya, kau selalu lupa jika libur akhir pekan itu hanya satu hari"
"Ya baiklah besok aku berangkat sekolah"
"Bagus akan ku tutup telpon nya"
*Tutt*
Lanjut tidur, namun pindah ke kamarnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tiga pikiran dalam satu tubuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang