Jika kalian berpikir perjanjian konyol yang tertulis di atas materai dengan iming-iming saling menguntungkan itu hanya ada pada cerita novel ataupun film, kalian salah. Nyatanya, Yeon-Hee mengalaminya.
Gadis berusia 17 tahun itu harus terikat sebuah perjanjian dengan sosok pria yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya dan mengatur kehidupannya. Yeon-Hee tidak menyukai semuanya. Apalagi setelah mengetahui jika ternyata pria itu sangat egois.
Namun apa yang akan ia lakukan jika pada akhirnya ia mulai jatuh dalam pesona Sehun?!
........
Dalam kehidupan ada yang namanya suka dan duka. Hidup di dunia tidak selamanya akan bahagia, ada kalanya dimana kita akan mengalami kepahitan. Begitupun sebaliknya.
Dan itulah yang saat ini Yeon-Hee rasakan. Gadis berusia 17 tahun itu masih betah menatap langit mendung yang menghiasi kota Seoul. Tangannya terulur menggapai rintik hujan, bibirnya menggumam pelan seolah air hujan itu akan menjawab setiap kata hati yang ia ucapkan.
Park Yeon-Hee. Gadis belia yang begitu malang. Mungkin itu yang akan orang lain pikirkan tentangnya. Gadis itu seorang yatim piyatu karena ibunya meninggal seminggu yang lalu, sementara ayahnya entah berada di mana karena Yeon-Hee menganggapnya sudah tidak ada.
Banyak yang mengira jika Yeon-Hee adalah gadis dari seorang pelacur karena ibunya melahirkan Yeon-Hee tanpa sosok ayah.
Awalnya ia memang menepis berita itu, namun seiring berjalannya waktu ia mengerti, mungkin apa yang orang lain katakan itu benar, ia adalah anak haram yang terlahir tanpa sosok ayah.
"Yeon-Hee.." suara yang disusul dengan debuman pintu mobil itu mengembalikan kesadaran gadis itu dari lamunannya. Manik Yeon-Hee beralih menatap pria yang saat ini sudah berada dihadapannya dengan sebuah payung besar ditangannya.
Pria ini lagi.
Yeon-Hee mendengus kesal. Kenapa pria itu selalu muncul dihadapannya?! Ia bosan melihat wajah pria itu.
"Ayo masuk, kita pulang bersama." Oh Sehun- pria itu menarik lengan Yeon-Hee, merapatkan tubuhnya pada gadis itu agar keduanya tidak terkena air hujan.
"Kenapa baru pulang?" Sehun bertanya ketika keduanya sudah duduk nyaman diatas kursi mobil.
"Banyak tugas." Gadis itu menjawabnya singkat. Kepalanya ia senderkan pada kaca mobil. Melihat pemandangan di luar sana lebih menyenangkan daripada melihat pria disampingnya.
"Aku tahu kau kabur saat jam terakhir. Jangan membodohiku." Sehun menahan amarahnya.
"Bukan urusanmu!" Yeon-Hee menggumam pelan. Matanya hendak tertutup jika saja Sehun tidak memukul stir kemudi.
"Park Yeon-Hee!" Suara penuh amarah itu keluar dari mulut Sehun. Pria itu mengepalkan tangannya.
"Aku bosan." Yeon-Hee menjawab. "Aku sudah lelah. Kenapa kau tidak pergi saja dari hidupku? Lagipula ibuku juga sudah mati. Kenapa kau masih repot mengurusiku." Yeon-Hee membalas tatapan Sehun.
"Aku peduli padamu." Sehun melayangkan tatatapan tajamnya.
"Peduli saja tidak cukup! Kau tidak bisa menjamin kebahagiaanku, kau tidak bisa menjamin masa depanku, bahkan kau tidak bisa menjamin jika mereka akan berhenti menghinaku. Kau hanya ayah tiriku, tidak... maksudkuu mantan ayah tiriku." Yeon-Hee menghela nafas kasar. Dadanya terlihat naik turun.
"Aku bisa menjamin semuanya. Ingat, Park, aku memiliki segalanya." Sehun membalas, atensinya menatap nyalang pada Yeon-Hee.
"Kau tidak bisa! Harta tidak menjamin seseorang akan bahagia. Aku tidak membutuhkan siapapun dalam hidupku. Jadi berhentilah memperdulikanku. Kau tidak berhak atas hidupku." Yeon-Hee berteriak.
"Aku berhak!"
"Kau tidak berhak. Kau hanya mantan ayah tiriku.!"
"Aku berhak karena kau istriku." Sehun mengacak rambutnya frustasi.
Runtuh sudah pertahannya. Sehun memejamkan matanya.
"A-apa maksudmu?!" Yeon-Hee berubah pias. Nyatanya apa yang baru saja terlontar dari mulut Sehun mampu membuat dirinya terdiam.
Istri? Jadi... apa maksudnya?
••••••
OH SEHUN
PARK YEON-HEE
Axel liu
......
Malam minggu aku update chapter 1.nya. jd post seminggu 1x. 🙏 nyatanya aku lebih cocok sama genre kek gini 🤣 nulisnya gak semacet ide kemaren huhu:"(
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychooh
FanfictionAku tidak mempercayai apa itu cinta, kasih sayang, dan ketulusan. Hingga sosok itu datang ke dalam hidupku. Sosok pria arogan yang mengerti aku melebihi diriku sendiri.