BAB II

9 4 1
                                    

Omnia causa fiunt.
Everything happens for a reason.

***

[Satu hari sebelum]

Ini hari Jumat biasa dalam kehidupanku. Matahari terbit, aku terbangun, sarapan, kemudian bersiap menghadiri kelas terakhir di minggu ini. Tidak ada yang menggembirakan, kecuali tentang fakta kalau dua hari ke depan aku tidak harus pergi ke kampus. Kesenangan untuk sementara dimulai dari sini.

Seperti biasa, aku memutuskan untuk pergi lebih awal. Hari ini ada kuliah umum, sehingga untuk menghindari terjebak di antara orang-orang yang kurang kukenal dalam posisi yang tidak strategis, aku akan memilih tepat duduk sedikit di pojok terlebih dahulu.

Tidak, jangan anggap aku antisosial. Hanya saja, berada dalam dua jam perkuliahan di antara orang yang seharusnya kau hiraukan, tetapi tidak bisa kau hiraukan, bukanlah situasi yang kuinginkan. Aku tidak ingin merasa canggung selama itu.

Biasanya aku juga akan menempati satu bangku untuk teman dekatku, Mia, jika dia belum datang. Hanya sebuah kebiasaan jika kami memiliki kelas yang sama.

"Hai, Al!"

Itu suara Noah, kekasih Mia. Dia kemudian duduk di sebelah Mia yang melambaikan tangan dan tersenyum lebar. Aku yang sedang memakai earphone pun hanya membalas dengan senyum.

Tiga puluh menit telah terlewati dari semenjak aku datang hingga kehadiran Mia yang kuisi dengan berlayar dalam sosial media. Mencari berita terbaru, bahan bincangan hangat, atau pun hanya untuk melihat hal yang sama berulang kali.

"Al, mau ke kafe depan kampus enggak habis kuliah?"

Aku menoleh, memfokuskan atensi pada Mia seraya melepaskan salah satu earphone. Mataku kemudian melirik Noah yang sedang terfokus pada gawainya dengan badan yang sepenuhnya ditumpukan pada punggung kursi.

Seakan tahu apa yang akan kuungkapkan, Mia kembali bersuara, "Berdua saja! Noah ada latihan hari ini." Kali ini mungkin hanya imajinasiku saja, tetapi nada suara Mia memelan di akhir.

"Boleh, deh!" balasku setelah berpikir sejenak. Jujur saja, aku memang berencana untuk mencoba menu eskrim terbaru kafe depan kampus selepas kuliah nanti. Hanya saja aku tidak berencana mengajak Mia karena berpikir mungkin gadis berlesung pipit itu ada jadwal lain dengan kekasihnya.

Noah memang anggota aktif band fakultas. Dia seorang gitaris dan beberapa kali tampil mewakili fakultas. Bukan tipe anggota band terkenal seperti cerita fiksi remaja, tetapi memang Noah cukup memiliki banyak koneksi. Noah dan Mia sendiri sudah berpacaran selama satu setengah tahun.

"Baiklah!" Mia mengalihkan pandangannya dariku dengan sekilas senyum yang terlampir. Aku tidak bisa menahan, selain ikut tersenyum bersamanya.

***

Memakan eskrim di pukul tiga sore saat musim panas adalah pilihan yang tepat. Aku tidak begitu menyukai makanan manis, tetapi sekali dalam satu waktu aku akan mampir untuk membeli makanan penutup di kafe ini. Benar-benar rasanya sesuai seleraku, suasana kafe pun sesuai preferensiku.

Walau tidak begitu menyukai manis, aku lebih tidak suka pahit dan sangat menghindari kopi pahit. Berbeda dengan Mia yang sangat menyukai Ice Americano, yaitu olahan kopi espresso dengan tambahan air.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang