~Wake Up~

32 2 2
                                    

Tepat pukul 05.00 a.m, Lami bangun dari tidurnya karena suara alarmnya yang sangat kencang. Ia pun bangun sambil meraba-raba bagian samping mejanya untuk meraih alarmnya yang kemudian dia matikan. Setelah selesai mematikan alarmnya, Ia langsung menuju ke kamar mandi dan segera untuk mandi. Sedangkan diruang dapur, ada Eomma-nya yang tengah sibuk untuk membuat sarapan pagi untuknya dan Appa-nya.

Setelah selesai mandi, Lami pun segera bersiap-siap untuk memakai seragam sekolahnya dan juga harus mempersiapkan perlengkapan sekolahnya. Setelah selesai dengan segala persiapannya, saat ia membuka knop pintu kamarnya ia terkejut karena Eomma-nya yang tiba-tiba sudah ada di depan pintu kamarnya.

"Astagaa...,, Eomma kau hampir saja membuatku jantungan...,," Katanya sambil memegangi dadanya yang berdebar karena terkejut tadi. "Ahh...,, Maafkan Eomma sayang...,, Eomma hanya ingin memberitahumu kalau tadi Eomma-nya Haechan kesini un-" Ucapan Eomma-nya terpotong karena Lami langsung memotong ucapan Eomma-nya. "Jinjja?!!,, Eomma-nya Haechan Oppa kesini?!!,, Ahh ada perlu apa ya kira-kira Eomma-nya Haechan Oppa kesini??!" Ucapnya sambil menopang dagunya dengan tangannya sambil berfikir. "Ahh,, mungkin beliau kesini mau memberi kabar bahwa Haechan Oppa sudah pulang dan sudah menyelesaikan kuliahnya di Amerika!,,iya kan Eomma??!" Ucapnya lagi dengan penuh semangat.

"Eumm...,, Bukan soal itu sayang..," Ucap Eomma-nya. " Tetapi Eomma-nya Haechan kesini, beliau hanya inilah mengantarkan kue buatannya tadi malam. Beliau membuat kue untuk keponakan Haechan yang ada di China...,, Kalau tidak salah namanya Chenle...,, Ahh iya namanya Chenle!,, Dan pas dia akan mempacking semua kuenya,, Ada satu kue yang masih tersisa jadi beliau berinisiatif untuk memberikannya kepada kita, Karena beliau tau kamu sangat menyukai kue buatannya sayang...," Jelas sang Eomma yang dibalas anggukan oleh Lami. "Ya sudah ayo kita sarapan dulu, Appa-mu sudah menunggumu diruang makan...,," Tutur sang Eomma lembut, Kemudian merangkul anaknya dan mengajaknya ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama-sama.

                             
            ***

Diruang tengah,ada seorang pemuda yang tengah sibuk dengan laptop serta berkas-berkas skripsi yang berjejer rapi di mejanya. Sesekali pemuda tersebut menyeruput teh hangat yang dibuat oleh asistennya yang sering dia panggil Bibi tersebut. Tak jarang juga ia memperhatikan sebuah album kecil yang mana didalamnya ada foto dirinya dan foto seorang gadis kecil yang sangat cantik dan manis. Pemuda itu sangat merindukan sosok gadis kecil yang ada di dalam album kecilnya itu.

Dia selalu terbayang-bayang akan masa kecilnya saat masih bersama dengan gadis kecil itu, dimana ia akan selalu melindungi gadis tersebut saat dia merasa ketakutan akan sesuatu hal yang menimpanya, menyayangi gadis tersebut sepenuh hati, menyelamatkan gadis kecil itu dari keterpurukan, selalu menghibur gadis kecil itu dengan berbagai lelucon yang dia tunjukkan kepada gadis kecil itu, memeluk dengan penuh kehangatan disaat gadis kecil itu butuh ketenangan.

Tapi sekarang??,, Ia sudah tidak bisa bersama dengan gadis kecil itu, karena dia saat ini sedang menempuh pendidikan di Amerika. Awalnya ia menolak keputusan dari sang Appa-nya untuk disekolahkan sekaligus dikuliahkan disana, namun karena Appa-nya yang mengancamnya jika ia menolak keputusan dari Appa-nya itu maka ia tidak akan pernah diijinkan untuk bertemu lagi dengan gadis kecil itu yang sangat ia sayangi itu dan ia beserta Eomma-nya akan dibawa ke Amerika untuk menetap disana. Hal itulah yang kemudian membuatnya mau tidak mau ia menerima keputusan dari Appa-nya itu untuk disekolahkan serta dikuliahkan disana.

"Haechan!!!", Sontak yang dipanggil tersebut menoleh kearah orang yang memanggilnya. "Ya, ada apa?" Tanyanya. "Eumm,, tidak ada apa-apa, hanya ingin memanggilmu saja...,, habisnya kau dari tadi kelihatan melamun terus disini,, Eumm, kalo boleh tau kau sedang memikirkan siapa?". Haechan nampak kebingungan saat ditanya oleh sahabatnya itu. "Kau pasti sedang merindukannya kan?" Tanya sahabatnya yang satunya lagi.

Haechan belum menjawab pertanyaan dari kedua sahabatnya itu, ia masih kebingungan dengan pikirannya sendiri. Dan tiba-tiba ia merasakan kepalanya pusing dan ada cairan merah yang keluar dari hidungnya. Hal ini pun membuat para sahabatnya panik sehingga mereka buru-buru menelepon seorang dokter sebelum akhirnya Haechan pingsan disana. Dan kemudian para sahabatnya berbondong-bondong mengangkat tubuh Haechan untuk dibawa kedalam kamarnya dan dibaringkan disana sembari menunggu kedatangan sang Dokter.

Sekitar setengah jam lebih Haechan akhirnya sadar dari pingsannya setelah ditangani oleh seorang Dokter yang tadi ditelepon oleh sahabatnya itu. Dokter pun memberikan catatan resep obat untuk Haechan, karena saat ini keadaan Haechan masih lemah jadi ia pun menyerahkan itu semua kepada Shotaro dan Hyunjin. Sementara itu, Soobin dan Yangyang sedang mengantar sang Dokter sampai depan pintu rumah dan tak lupa mereka mengucapkan terimakasih kepada sang Dokter karena telah menangani Haechan dengan baik. Serta Felix dan Han Jisung sekarang sedang menemani Haechan yang tengah terlelap dalam tidurnya setelah meminum obat sementara yang diberikan oleh Dokter tadi untuk memulihkan kembali staminanya. "Sungguh Aku sangat tidak tega melihatnya seperti ini terus," Ucap Han Jisung dengan menatap sendu tubuh Haechan. "Kau pikir hanya kau saja yang tidak tega melihatnya seperti ini terus?, Aku pun sama tidak tega melihatnya menderita seperti ini terus." Ucap Felix yang juga menatap Haechan sendu...,,

              ***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love of My Life. {Haechan & Lami}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang