Twenty years ago..."Mama lihatlah apa yang ku lakukan hehehe.."
Gadis kecil tersebut Nampak Bahagia dengan tangan yang membawa susunan bunga mawar ditangannya. Gadis sekitar umur 7 tahun itu berlari menghampiri ibunya yang tengah duduk dengan tangan yang direntangkan, lalu di sambut oleh gadis kecil itu dengan riangnya di pelukan ibunya.
"Sayang berjanji lah pada ibu, jika suatu hari kau menemukan seseorang jangan merasa takut dengannya!" ucap wanita paruhbaya itu dengan lembut kepada anak semata wayangnya.
"heung... Emangnya mama ingin kemana? Aku akan disampingmu ma, aku tidak akan meninggalkanmu ataupun bertemu dengan orang asing!" ucapnya dengan nada mengoceh, sedangkan wanita paruhbaya itu hanya bisa tersenyum lembut.
-o0o-
Sepotong demi sepotong Ingatan itu yang terus mengganggu pikirannya, ia tidak tau apakah hanya kebetulan ia selalu mengingat hal tersebut semenjak ia berada dalam kurungan lelaki sialan yang sekarang tengah memeluknya.
"Apa yang kamu pikirkan heum?" tanyanya dengan nada lembut namun masih terkesan dingin.
"Tidak ada,"
Hanya kata itu yang mampu terucap dari mulutnya. Ia seakan sedang malas berbicara dengan lelaki sialan itu. Namun, jika ia tidak menjawab maka lelaki itu akan murka. Ia sampai heran hanya ia enggan berbicara dengan lelaki itu saja sudah membuat marah. Huh! Menyebalkan bukan?
"dear... berhentilah berpikir tidak tidak dan sekarang makan sarapanmu-!!" perintahnya dengan nada dingin.
Pasalnya ia jengkel dengan panggilan gadisnya kepadanya. Kenapa pula ia dipanggil lelaki sialan huh! Bahkan seluruh wanita akan tergila gila kepadanya yah meskipun mereka ketakutan, namun tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya melihat wajah tampannya bukan
Gadis tersebut-Grey- hanya diam dan memakan sarapannya. Ia tidak mau berdebat dengan pria itu hanya karena ia tidak mau sarapan dan berakhir ia yang kalah dengan berakhir lelaki itu menyuapinya dengan bibirnya.
Tok..tok..tok..
"Masuk" pintu terbuka setelah lelaki itu-kenneth- mengucapkan satu kalimat singkat tersebut. Disana berdiri lelaki yang tidak lain adalah tangan kanannya. Russef menundukkan kepalanya bukti tanda hormat kepada kedua orang yang merupakan raja dan calon ratunya.
"Semuanya sudah siap lord! Saya permisi!" ucapnya singkat seraya menundukkan kepalanya kembali lalu pergi keluar tidak lupa menutup pintu.
Setelah Russef keluar suasana mendadak hening.
"Sudah selesai heum?" Kenneth bersuara memecah keheningan.
Grey hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia sudah menyelesaikan makanannya.
Lalu tak lama muncul seorang pelayan yang menundukkan kepala mengambil piring kosong beserta peralatan makan lainnya yang sudah habis dimakan Grey.
"Kita akan kemana?" tanya gadis itu-Grey- dengan suara lembutnya setelah lama tidak berbicara. Ia sekarang tengah berada di kendongan pria itu ala bridal-style kemudian keluar kamar. Grey tidak berhentinya untuk kagum dengan rumah pria itu atau bisa disebut istana karena besarnya melebihi mansion yang ia tempati bersama kedua orangtuanya dulu.
Lelaki itu hanya diam mendengar pertanyaan gadisnya. Ia hanya tersenyum mendengar gadisnya berbicara kepadanya dengan nada lembut dan ia menyukai itu. Merasa tidak dihiraukan saat ia bertanya membuatnya mendengus kesal tetapi dimata Kenneth terlihat sangat menggemaskan yang membuatnya spontan mencium pipi gadisnya itu. Grey hanya diam saja menutupi rasa malunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lord of The Demon
FantasyGadis itu berharap suatu hari nanti akan ada seorang malaikat yang memberikan kehangatan disetiap ia kedinginan, memberikan keindahan untuk menghilangan kesuraman yang dialaminya, memberikan sebuah cahaya sebagai penerang kehidupannya yang selama i...