Part 2

36 8 10
                                    

Cerita ini direupload karena ada beberapa revisi

📍HAPPY READING ALL📍

*
*
*
*

K

ejadian menyakitkan kemarin membuat Clara semakin tegar. Meskipun sering dibuli, Clara belum pernah melaporkan kejadian itu ke guru karena terancam oleh Jesi dan kawan-kawannya.

Hari ini, Clara berangkat lebih pagi dari biasanya untuk mengantarkan kue. Meski hasil dagangannya tidak seberapa, dia selalu bersyukur, karena cukup untuk makan dan biaya sekolah. Clara melintasi koridor yang masih sepi, hanya beberapa orang yang sudah berangkat. Tiba-tiba, tangan kasar menariknya.

"Mau apa kalian!" teriak Clara.

"Emm, mau kasih lo hadiah, gimana ayuk," ucap Mella.

Clara ditarik oleh Mella dan dibawa ke belakang sekolah, di mana Jesi dan Zara sudah menunggu. Clara merasa pasti akan menjadi korban lagi. Oh Tuhan, tolonglah Clara.








***

"Lepas gak!" teriak Clara.

"Ga bisa Clara..." ucap Mella.

"Udah siap, bos?" tanya Zara pada Jesi.

Jesi mengangguk, dan Mella serta Zara mengunci pergerakan Clara. Jesi mendekati Clara dengan membawa sebuah botol.

"Mau apa kamu, lepas!" teriak Clara.

Jesi menuangkan air selokan ke rambut Clara, diikuti dengan empat telur yang dilemparkan ke kepala Clara.

Puk
Puk
Puk
Puk

Bau amis mulai tercium. Clara ingin berlari, tapi tak bisa. Jesi menuangkan saus tiram dan air es pada seragam Clara, kemudian menutupinya dengan tepung kanji.

"Yuhuu, selamat ulang tahun Zaraku sayang," ucap Jesi sambil memeluk Zara.

"Aaa, suprisenya bagus banget, Jes, tapi sayang ga ada lilin nih," ucap Zara.

"Iya nih, padahal udah cocok banget lho Jes," lanjut Mella.

"Hai Clara, lo udah cocok jadi kue, tepatnya kue busuk, hahaha emm btw ini suprise buat Zara karena dia ultah. Tapi lo jadi sasarannya. Upss canda, sorry. Oh ya, lo sekarang mirip banget kayak sampah bau dan busuk. Bye Clara," ejek Jesi.

Mereka berlalu, meninggalkan Clara yang hancur. Tubuhnya kedinginan, dia tak bisa menahan bau ini.

Brukk


Clara pingsan.



***


Clara mengerjapkan matanya. Kini ia berada di UKS. Bagaimana bisa ada orang yang membantunya? Padahal tak ada yang mau berteman dengannya.*

"Lo udah sadar?" tanya seorang lelaki.

"Ah, iy iya, kamu yang bawa aku kesini?" tanya Clara.


Flashback on

Daniel pov :

Gue jalan-jalan di koridor, tapi denger suara teriakan. Gue yakin itu ada apa-apa. Dan gue jalan ke belakang sekolah. Dan bener ada cewe yang dibuli. Kasian banget dia. Gue sembunyi buat liat adegan itu. Rasanya pengen gue tampar si Jesi dkk. Ah, nanti aja deh, pas mereka udah pergi si cewe itu malah pingsan. Akhirnya gue bawa deh.


Flashback off

"Nama...?" tanya Clara.

"Salken gue, Daniel."

"Makasih, gue berutang budi sama kamu. Cuma lo yang mau nolongin Clara. Sekali lagi, makasih," ucap Clara.

"Iya, santai. Lo selalu kaya gini?"

Clara menggeleng ragu

"Gausah bohong. Gue tau kok banyak yang dibuli sama genk gaje itu, tapi gue tau lo itu anak baik,"

Daniel menyadari kebohongan Clara. Ia kemudian duduk di samping tempat tidur Clara.

"Lo gausah takut, ada gue di sini," lanjutnya.

Clara tersentuh oleh kata-kata Daniel. Tatapan tulusnya membuat Clara merasa aman untuk membuka diri.

"Ayo temenan."

"Hah?"

"Iya, Lo sama gua mulai sekarang temenan okee" tegas Daniel.

Mereka tertawa kecil bersama, menciptakan ikatan pertemanan yang baru terbentuk. Hati Clara yang hancur mulai merasakan kehangatan.

"Makasi," ucap Clara.

Daniel tersenyum, menyadari bahwa dia bisa menjadi seseorang yang membuat perbedaan dalam hidup Clara.

Tak SetaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang