"Jungkook!"
Ia berlari menghampiriku, lalu berdiri tepat di sebelahku dan tersenyum kepadaku. Aku bahkan masih terlalu kaget melihat ia berdiri tenang dan tersenyum seperti ini di sebelahku. Ntah apa yang harus kulakukan, aku tidak bisa berpikir apa-apa sekarang.
Ia mengulurkan tangannya meraih atas kepalaku, dan membelai lembut kepalaku. "Kau sedang apa?" Tanyaku spontan.
Ia tersenyum lalu beralih ke arah pipiku dan mencubit pipi chubby ku gemas. "Aku yang harusnya bertanya padamu. Kenapa kau di sini? Ini sudah malam dan kau keluar sendiri?" Kenapa tidak menungguku?" Aku bingung mau dijawab seperti apa pertanyaan itu.
"Aaahh, aku kan tidak tau kalau kau akan datang, kenapa tidak bilang? Kalau tau aku akan menunggumu untuk keluar." Jawabku setelah memikirkan memang ini kenyataannya.
"Lagian biasanya kau bilang padaku akan datang. Makanya aku pergi sendiri." Tambahku yang membuatnya mencubit kedua pipiku lebih gemas dan membuatku sedikit meringis.
Lalu Jungkook menoleh ke samping, persisnya ke arah depanku. "Ohh ini siapa Nay?" Tanyanya yang membuatku melihat ke arah yang ia maksud dan sukses membuatku terbelalak.
Astaga, aku melupakan kak Taehyung dan sibuk bicara hanya dengan Jungkook saja. Bahkan sekarang wajah datar kak Taehyung itu terlihat sedikit mengerikan, seperti ada kilatan cahaya petir di sana. Wahh ini benar-benar gawat. Ia terlihat sangat marah sepertinya.
"Uhmm, ini seniorku di sekolah Kook. Namanya kak Taehyung. Dan ini Jungkook kak..." Aku meraih kedua tangan mereka untuk berjabat tangan, saat mengambil tangan Taehyung aku sadar, ia sehabis meremas tangannya karena sebelum menjabat tangan Jungkook ia baru melepasnya. Aaahh aku benar-benar bingung harus bagaimana sekarang. Kulihat mereka bersalaman. Jungkook tersenyum, Taehyung juga, tapi senyumnya terlalu mengerikan untukku ingat. Aku hanya bisa menahan rasa ngeri ini dalam-dalam, sungguh mengerikan.
"Ohh terima kasih Taehyung sudah mengantarkan 'my baby' pulang dengan selamat." Ucap Jungkook yang membuat Taehyung terbelalak.
"Dan kau boleh pulang sekarang. Dia sudah aman karena sudah bersamaku." Tambah Jungkook yang membuat Taehyung mengepalkan tangannya.
Taehyung mendongak, menatap langit malam yang sedikit mendung itu. Lalu tersenyum sedikit dan menatapku.
"Aku pulang Nayeon. Masuklah, aku tak apa. Syukurlah kau ada yang menemani jadi ada yang menjagamu." Ucap Taehyung lalu mencoba bergegas pergi. Namun belum Taehyung melangkah dan berbalik arah, Jungkook meletakkan tangannya di pundakku dan memutar arah badan kami untuk masuk ke dalam pekarangan rumah. "Hati-hati di jalan." Ucap Jungkook melambaikan tangannya yang bebas ke arah belakang tanpa menoleh ke arah Taehyung. Aku bahkan tidak bisa melihat ekspresi apa yang dibuat oleh Taehyung sekarang. Jungkook, kau tega sekali!
Aku dan Jungkook masuk ke dalam rumah. Di dalam aku melihat ke arah jendela di sebelah pintu untuk melihat, apakah Taehyung sudah pergi atau belum, dan ternyata dia sudah pergi. Aku menatap Jungkook tajam. Dan Jungkook hanya tersenyum sambil menengadahkan bahunya. Tak lama hujan turun, aku menoleh ke arah tempat payung diletakkan. Lalu meraih dua payung dan menyambar knop pintu untuk keluar.
"Mau ke mana Nay?" Tanya Jungkook yang membuatku menoleh. Aku menatapnya. Jungkook tersenyum padaku. "Pergilah. Aku juga bersalah padanya." Aku tersenyum mendengar ucapannya. "Terima kasih Kook." Lalu aku pergi meninggalkan Jungkook yang masih berdiri di tempatnya. Berlari mencari Taehyung yang sudah pergi begitu saja.
Aku melihatnya yang sedang berjalan basah-basahan tanpa berteduh di dekat mini market yang tadi aku berbelanja. Aku berlari makin kencang sambil berusaha membuka payung yang satu lagi dengan satu tangan dan memayungkannya begitu saja. Ia berhenti melangkah, menatap payung yang kusodorkan ke atas kepalanya dan menoleh padaku. Tatapannya dingin, sedingin air hujan yang sedang turun saat ini.
"Kak, kok ga neduh? Hujan deras gini. Nanti sakit." Aku berusaha memberikan payung yang kugunakan untuknya. Tapi ia menepis tanganku yang membuat payung yang kupegang terjatuh. Aku berlari mengambilnya dan memayunginya lagi.
"Lo ngapain di sini?" Tanyanya ketus. Aku menghela napas.
"Mau ngasih kakak payung. Setidaknya aku bisa balas budi karena kakak tadi udah anter aku ke rumah." Jawabku cepat. Ia menatapku lebih dingin lagi, lalu mulai melangkah kecil meninggalkanku tanpa memegang payungnya. Aku mengikutinya sambil memayunginya.
"Pulang sana lo." Ucapnya makin tajam. Aku makin menghela napas. Salah makan obat nih orang kayaknya. Tau-tau marah-marah kayak gitu.
"Saya salah apa kak? Kok kakak malah marah-marah gini sih sama saya?" Ucapku sedikit naik pitam. Karena aku tidak merasa berbuat salah sama sekali, tak pantas rasanya dia bersikap seperti ini padaku.
"Hahhh!!! Mending lo balik. Ntar 'baby' lo marah lagi sama gw!" Aku melongo mendengar ucapannya.
"Kalo dia sampe salah paham sama gw, nanti dia ngajakin gw ribut. Gw males berurusan begitu!" Ucapnya makin ketus. Ya Tuhan, ini orang salah paham sampe keubun-ubun. Sok tau banget sih jadi orang. Kalau tidak tahu apa-apa ya ditanya dong. Aku jadi makin kesal mendengar ucapannya itu.
"Apaan sih kak?! Dia tuh kakak sepupu gw yang paling deket. Dia udah anggap gw kayak adik kandungnya sendiri karena emang dia mau punya adik tapi ga kesampean. Dan dari kecil gw emang dibesarin bareng sama dia. Dia udah biasa jagain gw! Hihhh nyebelin banget lo kak!" Ucapku lalu memberikan payung yang kugunakan untuk memayunginya dan berlalu meninggalkannya.
Baru beberapa langkah aku meninggalkannya. Ia menahan tanganku. Ku tatap wajahnya saat itu karena aku tau dialah yang memegang tanganku. Walaupun kondisinya gelap, aku bisa melihat wajahnya yang sumringah. Wajah yang tadinya terlihat putus asa, sekarang terlihat sangat senang. Tuh kan, salah minum obat ini orang kayaknya.
"Dia kakak sepupu lo?" Tanyanya langsung. Aku mengangguk menandakan masih marah padanya. Ia tersenyum lebar, lalu melepaskan payung yang ia pegang dan menarikku ke dalam pelukannya. Aku yang kaget hanya bisa terdiam tanpa bisa berkata apa-apa.
"Gw kira... gw kira dia cowok lo." Ucapnya masih sambil memelukku.
"Gw kira... lo udah biasa berduaan sama cowok lo di rumah walau malam. Gw..." Aku sedikit tersadar, saat ingin melepaskan pelukannya, ia berkata "Sorry tadi gw kelewatan." Akhirnya aku malah menepuk-nepuk punggungnya pelan. Namun bajunya benar-benar basah. Aku makin sadar lalu melepaskan pelukannya padaku.
"Kak, baju kakak basah ih, main peluk-peluk aja!" Ucapku yang sedikit mendorongnya. Ia lalu menatapku. Dan tersenyum kembali menatapku. Ia mengambil payung yang ia lepas tadi dan menggenggam tanganku. Aku menatapnya kesal. Mau ngapain lagi nih senior satu ini.
"Gw anter balik, abis itu baru gw pulang." Ucapnya yang kujawab dengan gelengan kepala, tapi ia tetap menarikku pulang dan mengantarku sampai depan rumah.
"Ohh iya kak, jangan dimasukin hati ucapan Jungkook tadi. Dia suka ngeledek orang soalnya." Ucapku membuatnya tersenyum.
"Tapi lo berani juga ya sama gw sampe ngucap diri lo sendiri 'gw' tadi" Wajahku memanas, aku malu mendengar ucapannya ini. Karena walau bagaimana pun, tadi aku sudah marah sampai berucap kurang sopan padanya. Ia tersenyum lagi lalu mengusap rambutku acak. Aku tersenyum membalasnya. Lalu ia berpamitan pulang dan pergi membawa payung yang kuberikan tadi.
Halo guys...
Maaf yaa aku hampir 2minggu ga update...
Kalo nanti aku bisa update lagi kuusahain update lagi yaa...
Dan makasih udah sabar nunggu lanjutan ceritaku 🥰🥰🥰,
Love you all yang masih dukung aku dan bantu vite maupun komen 😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertamaku ~ KTH - INY ~
RomanceIm Nayeon yang pernah memiliki cinta pertamanya pada masa SMP. Cinta pertamanya yang bahkan belum bisa ia lupakan sampai saat ini. Setiap perbuatan pria itu selalu tersimpan rapi di otak juga hatinya.