"Pertama"

6 1 6
                                    

Attention👣
Cerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan sang idol, ini semua murni dari kehaluan author semata.

Tingalkan komen dan vote kalau berkenan ya 😘

"Hufff" suara napas berat Jungkook terdengar di ruang sunyi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hufff" suara napas berat Jungkook terdengar di ruang sunyi ini. Ditatapnya kalender tahunnan dan berujar, " Sebentar lagi ulangtahun eomma namun aku belum menyelesaikan komponen mesin ini." ujarnya sendu. Jungkook merasa frustasi saat ini, tekatnya hampir goyah. Sudah terhitung hampir 3 tahun sejak perdebatannya dengan sang Imo. Sekarang sudah waktunya ia bergerak kembali untuk memulai misinya yang sempat tertunda. Meski secara  sembunyi-sembunyi dari sang Imo. Ia tak henti-hentinya bergumam sendiri dan mencoba terus mencari di setiap sudut Jam gadang ini.
"Dimana appa dan Maya Imo menyembunyikannya?" gumamnya pelan. Tubuh yang tak henti bergerak kesana kemari,  terkadang jongkok terkadang berdiri dan meloncat mencari di setiap sudut bangunan itu.

Setelah hampir setengah jam tak kunjung ia temukan benda yang ia cari. Jungkook  akhirnya tertidur dengan wajah polos bagai bayi yang melunturkan usianya yang sudah menginjak 23 tahun.

Di tempat berbeda dalam waktu yang sama, seorang wanita paruh baya tengah berdiri di samping sebuah nisan yang tertancap rapi pada gundukan tanah dengan bunga-bunga yang bertaburan diatasnya. ditatapnya makam itu dan berujar "Kira,  Kookie mu sudah dewasa sekarang. Dia tampan seperti Taekyung,  matanya besar seperti mata mu. Kira, tiga tahun yang lalu Kookie menemukan jam waktu yang tim-ku buat bersama Taekyung, ia berusaha memecahkan masalah dalam mesin itu dan berniat untuk menemui kau di masa depan.  Katanya itu perintah kau dan Taekyung. Akira aku harus bagaimana sekarang" ujarnya sendu. Maya tak henti-hentinya mengeluarkan keluh kesah pada makam sang adik.  Ia berharap menemukan jawaban atas semua kegundahan yang mencokol pada korteks serebrum-nya.


Teng...
Teng...
Teng...

"hmm" Gumam halus keluar dari bibir tipis Jungkook yang menandakan ia cukup terganggu dengan suara lonceng jam yang berkumandang ribut saat itu. Beberapa detik sudah berlalu Jungkook yang telah mengumpulkan segala kesadaran pun mendudukan dirinya. Di tatap jam kecil di atas meja kecil diruangan yang ia tempati saat ini. "Astaga aku ketiduran" ujarnya setalah semua kesadarannya terkumpul. Waktu telah menunjukan pukul 00.00 Wib, ia terperajak kaget menyadari seberapa lama ia tertidur diruangan itu. "Aku harus pulang. Maya imo pasti akan khawatir kalau begini" ujarnya lagi dan berlari keluar bangunan itu untuk menuju kediaman keluarganya.

Sesampainya di kediaman keluarga Maaker, ia disambut sang imo yang tengah berdiri bersandar pada pintu masuk rumah tersebut. Maniknya menangkap raut kekhwatiran dibalik wajah wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu. " Maya imo. Mian-haeyo" ujarnya lebut. Ia peluk tubuh yang lebih kecil didepannya untuk mengurangi kekhawatiran sang  bibi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TIME TRAVELLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang