iv.

1.4K 141 17
                                    

OOC. Bahasa Percakapan Non-Baku.
NSFW. Bahasa Kasar.

note: nsfw tidak selalu berhubungan badan yh

Selamat malam minggu! 🥳
.

RENJUN mengerutkan kening setelah meraba kanan dan kirinya yang terasa dingin, kosong. Kasurnya kosong dan hanya ada dirinya sendiri disana.

Ia mengulum senyuman dibibirnya lalu menghela napas. Menyadari memang hal seperti ini akan datang, namun ia tidak pernah menyesal bertemu dengan Haechan lagi kemarin, walaupun pagi ini lelaki yang lebih tinggi darinya sudah tidak ada disebelahnya.

Kini sudah pukul jam 8 pagi. 2 Jam lagi cukup untuk persiapan hari pernikahannya. Ia hanya butuh membersihkan diri dan memakai jas putih untuk pengucapan janji, tidak butuh waktu lama, ia bukan pengantin perempuan yang butuh berdandan dan merias wajah serta rambut.

Kaki jenjangnya turun dari kasur dan melangkah ke arah kamar mandi untuk memersihkan diri.

Tidak ada adegan apapun yang terjadi selain mandi dengan sabun hingga keramas menggunakan shampoo. Hanya butuh waktu 20 menit untuk selesai dan waktu kurang dari 35 menit untuk memakai pakaiannya juga merapihkan rambutnya.

Ia menatap kosong kearah pintu kemudian meremas kepalan tangannya sendiri, mencoba menyakinkan untuk hari ini adalah awal yang baru. Ia harus memulai semuanya dari awal, tanpa dirinya yang lama dan juga Haechan yang sampai sekarang masih berada dihatinya.

"You can do this, Huang Renjun,

you always can do anything what you want."





...





Shuhua menatap tubuhnya yang terbalut dress pengantin berwarna putih dari pantulan cermin. Senyumannya merekah, terlukis indah diwajahnya membuat dirinya terlihat semakin cantik.

"Sayang..." sang ibu memanggil, membuat putri cantiknya menoleh.

"Mama... Aku gugup." jujurnya sembari menggigit bibir bawahnya dengan pelan. Ibunya tertawa, "Mama tau rasanya, Nak, kemari,"

Shuhua menyambut uluran tangannya pada sang ibu lalu mendudukan dirinya di sebelah wanita berumur hampir setengah abad itu pada sofa yang telah tersedia di ruang make-up pengantin perempuan.

"Dua puluh tujuh tahun lalu, Mama juga ngerasain hal yang sama kayak kamu. Mama gugup dan rasanya pengen nangis serta kabur kalau diinget-inget," Ibunya terkekeh pelan lalu mengusap kepala anak satu-satunya dengan lembut.

"Aku juga sekarang kayak gitu, Ma... Dan tiba-tiba merasa nggak yakin sama Renjun," cicit Shuhua. Mamanya mengerutkan kening bingung, "kenapa begitu, Sayang?"

"Entah... Tapi mungkin cuma karena rasa gugup aku aja, Ma!" ucapnya setelah mencoba membuang rasa ketidak-percayaan diri. Ia tersenyum lebar sembari menunjukan giginya.

"Shuhua? Eh, Ma... Papa cariin ternyata ada disini."

Suara ayahnya mampu membuat sepasang anak dan ibu menghentikan pembicaraannya, "Iya.. Dari tadi Mama temenin anakmu ini, kenapa?"

"Udah jam sepuluh, waktunya Shuhua Papa ajak ke altar, 'kan?" Tubuh Shuhua menegang saat setelah mendengar ucapan ayahnya selesai.

☑️ nostalgia. - hyuckren, dongrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang