00| Dandelion Flakes

19 3 0
                                    

❝Seseorang yang bahkan lebih indah dari matahari terbenam adalah dirinya.

Matahari yang selalu bersinar terang.

Matahari yang bahkan enggan beristirahat sejenak demi membuatku terus melihat cahaya.

Pria itu, membuat gelap tak lagi semenakutkan dulu.❝


Nada lembut disertai uluran tangan menjadi awal pertemuan bagi keduanya. Pada tempat di mana serpihan halus nan cantik itu beterbangan bebas, terbawa angin menuju tempat persinggahan selanjutnya. Sebuah ladang dandelion yang terletak di sudut Kota Ansan, tepat di belakang bangunan tua bertuliskan 'Panti Asuhan Taeyang'.

.

.

.

Juni 2003

Hari tampak cerah ketika Hyera dan keluarganya berkunjung ke salah satu Panti Asuhan yang terletak Provinsi Gyeonggi, Kota Ansan. Jendela terbuka bersamaan dengan mobil yang menepi pada sudut pekarangan. Sosok gadis kecil bertopi rajut tampak menopang dagu pada jendela mobil yang tak lagi terhalang kaca pembatas.

Menatap luasnya hamparan rumput nan hijau di depan mata, kedua maniknya tak berkedip ketika dihadapkan dengan pemandangan indah yang begitu memukau. Hyera terpesona.

Hyera menatap antusias pada kedua orang tuanya, sembari sesekali mengedarkan atensi pada sekitar.

"Eomma ... appa ... inikah tempatnya?

"Hmm, kau menyukainya?

"Eo ... yeppeuda," jawab Hyera sembari mengangguk senang.

Di depan pintu, sudah ada seseorang yang menyambut kedatangan mereka. Tersenyum begitu manis, terutama pada Hyera.

"Apa perjalanan kalian menyenangkan?" tanya seorang wanita setengah baya pada Hyera dan keluarganya.

"Tentu saja. Kau pasti tau siapa yang paling antusias saat kubilang akan kemari," jawab ibu Hyera.

"Hoksi ... benarkah ini Hyera?" Wanita yang merupakan pemilik sekaligus pengurus panti asuhan itu adalah teman dekat kedua orang tua Hyera. Ia terlihat sedikit tak percaya, kemudian berlutut guna menyejajarkan diri di hadapan Hyera sembari merangkul kedua lengan gadis kecil itu.

"Dia sudah besar 'kan?" Kata ayah Hyera seraya mengusap pucuk kepala sang putri penuh sayang.

"Hyera-ya, beri salam pada Ibu Ahn," pinta sang ibu pada Hyera.

"Annyeonghaseyo, Ahn eomonni," ucap Hyera sembari membungkuk hormat. Tak ketinggalan senyum manis yang selalu terpatri lekat di wajah.

Park Hyera tak hanya cantik, gadis bersurai hitam itu bahkan begitu menawan untuk ukuran gadis seusianya. Ia memiliki setitik noda cokelat pada pucuk hidung dan dagu, ditambah sepasang lesung terukir indah pada kedua sisi wajah, sudah pasti hanya satu kata yang terbesit setiap kali berjumpa dengannya—manis.

Kedua orang tuanya adalah donatur tetap di sana, sekaligus pemilik dari HR Departement Store yang merupakan salah satu perusahaan ritel terbesar di Seoul. Tak heran, julukan tuan putri kerap kali ia terima.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang