satu

11 0 0
                                    

"Kiara Ratu Anatusha Geraldi ! Bangun astaga kamu itu ya mbak bangunin dari tadi ga bangun bangun!" Kesal wanita paruh baya yang menjabat sebagai pengasuh Kiara sejak gadis ini masih bayi.

Kiara sedikit melenguh namun langsung pulas kembali dalam tidur nya. "Astagfirullah non saya pagi pagi di bikin naik darah sama non ! Ce--"

Bugh

Sebuah bantal tergeletak tepat di kaki mbak Lana sehabis menghantam wajah nya. "Sabar Lana sabar." Gumam mbak Lana pelan.

"Jam berapa?" Tanya Kiara tanpa membuka mata nya, gadis gila yang sayang nya mempunyai wajah di atas rata rata.

Lana menghela nafas pelan lalu tersenyum. "Pukul 6.42 wib non bentar lagi gerbang akan segera di tutup." Jawab Lana dengan suara lembut nan khas nya.

"Pagi buta gini udah bangunin gua? Otak di pake." Ucap Kiara kasar pada mbak Lana.
Mbak Lana hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat Nyonya kecil nya yang kini sudah tumbuh dewasa. "Tapi sekarang nona sekolah di tempat baru."

"Hm." Perlahan Kiara bangun dari tidur nya dan menuju kamar mandi, Kiara menjalankan ritual pagi nya dengan tenang.

Selesai mandi Kiara langsung memakai celana jeans hitam dan jaket kulit nya, ia mengambil tas lalu memasukan seragam sekolah nya. Hanya seragam sekolah tanpa alat tulis.

Kiara berjalan keluar kamar. "Non sarapan dulu sini." Ucap mbak Lana ramah namun tak di hiraukan oleh Kiara.

"Pagi jon." Sapa Kiara pada motor ninja merah nya yang selihat segar di pagi hari ini karna sudah di cuci oleh salah satu pelayan nya.

Kiara menaiki motor nya dan menggerung gerung kan nya keras. "Mantap." Begitu siap Kiara langsung melesat cepat.

Tid ! Tid ! Tidid!
"Kalo bawa motor yang bener."
"Jatoh mampus lo."
"Sok banget kamu bocah."

Tanpa menghiraukan para orang dewasa yang tolol itu Kiara terus melesat sampai akhirnya sampai di depan gerbang SMK harapan.

Pintu gerbang belum di tutup dengan cepat ia memasukan motor nya ke dalam sekolah. "Sekolah apaan kayak gini?" Kiara membuka helm nya lalu merenggangkan otot nya.

banyak yang menatap Kiara secara terang terangan karna Kiara tidak memakai seragam namun Kiara tak peduli dan langsung berjalan menuju kelas nya. Ia melihat kelas yang menurut nya menarik.

Setelah Kiara memasuki kelas banyak mata yang menatap nya. "Anak baru ya?" Tanya seseorang. Kiara sedikit melirik namun tak menjawab dan malah berjalan ke arah bangku kosong.

Kiara membanting tas nya dan langsung mendudukan bokong nya kasar. Ia mengambil ponsel nya dan langsung memainkan game yang ada di ponsel nya.

ting
Kiara berdecak sebal dan langsung menekan ponsel nya asal.
ting

"Ck sial." Kesal Kiara dan langsung membuka aplikasi chat nya. "Bangsat." Umpatnya.

Kepala sekolah

| kamu ada di kelas mana kia
| balas kia.

Gue ga tau bangsat |

| saya mengajarkan mu bahasa yang sopan
| bertanyalah

Bacot |

Kiara menatap ke depan dimana gadis lugu yang tengah menunduk. "Woy." Tidak ada pergerakan. "Anjing." Kiara menendang kaki bangku gadis tersebut.


Sesuai dugaan gadis tersebut langsung mendongak kaget lalu menoleh ke belakang, wajah yang cantik serta kacamata yang membuatnya sangat lugu. "Lo cantik." Puji Kiara.

Sonyak gadis itu melotot dan menampar Kiara. "E - eh maaf aku refleks." Gadis itu langsung menunduk .

"Shhh begok." Kesal Kiara menurutnya tamparan itu tak berarti karna dirinya sudah kebal. "Ini kelas berapa?" Tanya Kiara to the point.

"XI ips 3." Jawab gadis itu. Tanpa mengucapkan terima kasih Kiara langsung kembali fokus ke ponsel nya ia membuka aplikasi chat nya dan memberitahu kepada kepala sekolah dimana ia berada.

Kepala sekolah

XI ips 3 |

| XI? bukanya kamu masih kelas X?

hm |

| Kiara cari kelas X jangan di kelas XI

Bukan kah anda yang bilang? |
Saya bisa berada di mana saja |
Pikun |

anda memblokir akun ini

Kiara kini bisa tenang memainkan game nya tanpa gangguan lagi. "Lo siapa?" Ternyata dugaan Kiara salah.

Kepala Kiara sedikit terangkat dan terlihat lah lelaki tampan yang terlihat begitu sempurna. Sangat sempurna. Dia sempurna jika dilihat dari wajah nya tidak tau sifatnya. "Bukan urusan lo."

"Ya urusan gua lah anjirt, ini tempat gua." Kiara langsung menarik tangan lelaki itu hingga lelaki itu terduduk di bangku sebelahnya.

Lelaki itu langsung menarik kembali tangan nya. "Devano xelan smith." Ucap Devan dengan tangan terulur.

"Ga peduli." Balas Kiara yang kini telah kembali sibuk dengan ponsel nya.
"Anjirt." Kesal Devan.

Merasa bosan dengan semua nya Kiara pun meletakan ponsel nya dan melirik ke sekitar. "Dia tidur?" Kiara bersmirk melihat lelaki di samping nya tengah tertidur.

Ia mengambil kertas lalu menuliskan. Devano xelan smith orang gila jangan deket deket

Kiara berdiri dan memegang kertasnya ia sudah memberika lem pada kertas itu. "Aduh." Kiara berpura pura terjatuh di punggung Devan.

Kini kertas itu sudah bertengger manis di punggung Devan. "Ck, kalo jalan yang bener." Kesal Devan dan mulai meneruskan tidur nya.

"Bacot."

Kiara mengambil seragam nya, ia berjalan ke toilet untuk mengganti pakaian nya setelah sampai ia langsung mengganti nya, pakaian yang sangat urak urakan, seragam yang harusnya cantik jika di pakai perempuan justru hancur ketika di pakai oleh Kiara.

Baju yang sedikit keluar, rok agak pendek, kaus kaki pendek, sepatu berwarna biru. Rambut acak acakan nya jangan lupa. Itulah gambaran brandal kita KIARA.

Saat Kiara keluar dari toilet banyak yang berkumpul di lapangan entah ada apa Kiara tak peduli. "Devaaaannn lo mau kemana?" Seketika badan Kiara membeku. Devan? Devano?

Kiara coba berjalan biasa namun tak bisa. "Heh cewek ! Lo yang urak urakan anjing ! Duduk di samping Devano." Panggil seseorang membuat Kiara berhenti.

Kiara membalikan badan nya dan devan! "Hm?" Tanya Kiara dingin dengan tangan yang terisi pakaian nya.

"Lo yang udah pasang ini di punggung gue kan?" Tanya Devan lalu memberikan Kiara selembar kertas.

"Kalo iya kenapa?" Dalam pikiran Kiara ia hanya berpikir jika habis ini ia akan bermain dengan Devan tapi ternyata tidak.

Devan menatap Kiara curiga. "Baru kali ini gua nemuin cewek kayak lo, kita harus pacaran."

"Gila lo setan bego dih ogah." Kesal Kiara lalu pergi meninggalkan Devan yang tengah di tertawai banyak orang.

Tbc ...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

brαndαlαnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang