chapter one

6 1 1
                                    

Apa yang terbesit dalam pikiran mu saat Masa Orientasi Siswa. Atau sering di sebut MOS.

Hmmm.. Jujur untuk ku sih, gak ada waktu itu. Karena pada waktu itu aku...

×××

"Ah, sial. Seharusnya tadi malam tidak usah bergadang." Lari secepat mungkin untuk melewati gerbang pemisah dunia luar dengan pendidikan sangatlah merepotkan. Dengan masih terhela-hela, aku melangkah menuju lapangan dan berbaur dengan murid lain.

Oh! Seharusnya kita pengenalan tokoh dulu...

Siswa barusan yang melewati gerbang besi tua adalah sang tokoh utama.

Elio Rai Bagaskara.

Atau biasanya di panggil Lio ini melangkah dengan gagah, yang aslinya sedang kebingungan mencari kelasnya di tengah-tengah kerumunan.

"1 IPA 4, 1 IPA 4, 1 IPA 4..." Gumamnya sambil melangkah mencari papan kelasnya.

Sembari melangkah, dia tidak sadar jika mengenai bahu siswi yang juga sedang mencari kelasnya.

Dengan sigap, Elio menatap kedua mata gadis itu... niatnya ingin meminta maaf.

Tapi... Sepertinya hari ini sinar matahari mengganggu penglihatannya, jadinya ia hanya mendengar gadis itu meminta maaf lalu pergi.

Lio ingin mengejarnya, namun tertahan dengan suara sirine untuk para kerumunan tenang.

"tes tes, mic check satu dua... OK."

"SELAMAT PAGI SISWA SISWI ANGKATAN 2017. SELAMAT DATANG DI SMAN BHAYANGKARA 01!" Ucap lancang sang ketua OSIS. Dari papan namanya...

"PERKENALKAN, NAMA SAYA RADINTYO PURNAMA. ATAU PANGGILANNYA KAK ADIN. SAYA DISINI MENJABAT SEBAGAI KETUA OSIS. SALAM KENAL!" Dan begitulah salam pembuka nya sampai akhirnya kami, para siswa-siswi baru di bawa ke aula untuk upacara penerimaan.

Tapi, yang ada di pikiran Elio hanya gadis yang tak sengaja dia tabrak. Suaranya... serasa familiar di telinganya.

"hey, psstt.." Suara bisikkan itu membuatnya tersadar dari lamunannya. Elio menengok ke sebelahnya.

"eluu.. lulusan dari SMP X kan?" tanyanya sembari berbisik.

Elio mengangguk sebagai jawaban ya. Dia memiringkan kepalanya sembari mengangkat sebelah alisnya.

"kok tau?"

lelaki di sebelahnya tersenyum kecil, lalu mengarahkan tangan kanannya.

"kenalin, gue Rayron. Bisa di bilang gue kenal lo tapi beda kelas." ucap lelaki bernama Rayron itu.

Elio membalas uluran tangan Rayron. Lalu berbincang-bincang kecil untuk melalui upacara penerimaan siswa yang membosankan.

×××

seminggu kemudian

Hari senin yang sangat tidak di nantikan Elio terjadi... Saatnya belajar.

Tapi, begitulah kewajiban siswa. Yekan??

"Hmmm,Elio Bagaskara?" tanya seorang guru kepada murid kelas 1 IPA 4.

Merasa terpanggil, Elio mengangkat tangannya ke atas sembari bertanya.

"kenapa buk?"

Sang guru tersebut menatap Elio. Ia lalu menyuruh Elio untuk menghadapnya.

"Elio, bisa antarkan buku-buku ini ke perpustakaan?" Tanya bu guru tersebut.

Dari lubuk hati terdalamnya, ia menjawab tidak. Padahal ia sudah menunggu jam pulang ke rumah, kasur kesayangannya. Namun harus tertunda dulu.

Hitung-hitung nilai tambah:p.

"iya buk, bisa.." balas Elio dengan senyum. Membuat guru tersebut mengangguk mantap.

"Tau kan lorong perpustakaan?" tanya guru tersebut, dan di balas anggukan dari Elio.

Dengan langkah santai, Elio melewati kelas demi kelas hingga berhenti di tujuannya.

"permisi bu" ucap pelan Elio kepada penjaga perpustakaan. Sang penjaga tersebut mengarahkan ke rak khusus buku pelajaran.

Elio segera meletakkan buku tersebut. Ia bersiap untuk berbalik namun tertahan dengan dedaunan hijah yang mengarahkannya kepada arah cahaya matahari datang.

Dunianya terasa berhenti beberapa detik. Ia mefokuskan retina matanya. Menatap sosok gadis yang sedang duduk di tangga tinggi yang biasanya untuk mengambil buku di rak tinggi.

Merasa ada yang menatapnya, gadis itu tak sengaja membalas tatapan Elio.

"cantik...."

Tahun pertama di sekolah menengah akhir di tandai dengan jatuhnya hati seorang Elio untuk pertama kalinya di lubang bernama lubang perasaan cinta dan sakit.

chapter one-end



Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang