chapter two

1 1 0
                                    

Agustus 2017

"Elio!"
Yang dipanggil perlahan mengangkat kepalanya, lalu melihat seorang yang barusan memanggil namanya.

"ahh.. lagi-lagi..." Desah Elio perlahan sembari menunjukkan senyum tipisnya. Dua orang siswi barusan mendekati Elio,lalu menyerahkan 1 batang coklat Silverqueen.

Mengerti dengan maksud ini, Elio langsung memasang senyum hangat dan berterimakasih untuk coklat itu.

Yap! scene yang barusan kalian baca adalah scene yang terjadi pada tokoh populer di sekolah! Dan 2 siswi barusan adalah fans Elio.

Setelah meninggalkan kelas, Rayron datang mendekat dengan tatapan mengejek.

"Asikk~ baru sebulan sudah jadi siswa populer niihh.." Goda Rayron dengan nada mengejek. Elio yang mendengar itu hanya menghela napas panjang, lalu membagi 1 batang coklat itu.

Dengan senang hati Rayron menerimanya.
"Thanks Bro... Lu tau aja mau gue."

Elio hanya menggelengkan kepalanya sembari menatap sahabatnya itu menyantap coklat dengan lahap.

Kemudian Elio terlintas sosok gadis yang ada di perpustakaan sebulan yang lalu. Andai gadis itu tidak langsung kabur, Elio mungkin bisa melihat wajahnya lebih intens.

yee, maap nih. Elio tipe pelupa untuk wajah yang baru dia lihat.

"Ray, lu tau gak gadis dengan rambut pendek sebahu? keknya seangkatan kita deh.." tanya Elio, siapa tau teman cerewetnya ini tau atau mengenal sosok gadis itu.

Rayron berdeham, tampak berpikir keras.

"masalahnya siswi rambut pendek angkatan kita gak cuman satu atau dua orang, Elioo~" Gumam Rayron pelan.

Sekeras Rayron berpikir, namun hasilnya nihil. Elio berdesah perlahan, lalu kembali ke tempat duduk karna suara bel pertama sudah berbunyi.

"memang kenapa lu cari?" Tanya Rayron.

Elio menggeleng kepalanya "cuman ingin tau saja."

×××

Kringgg

Suara yang sangat di nantikan setiap siswa sekolah. Bel istirahat.

Semua siswa berlomba-lomba untuk meraih antrean pertama memesan makanan. Salah satunya Rayron yang...

"Woi!! Minggir lu!!! Gue duluan sudah disini!!!" Seru Rayron, yang terjepit di antara lautan manusia yang kelaparan. Perut lapar sangat menakutkan~

Menatap lautan manusia kelaparan membuat Elio kehilangan nafsu makannya. Ia menatap kagum dengan tekad yang kuat untuk mendapat makanan favorit semua orang... bakso!

"Ahahaha, Rayron memang tidak menyerah yah demi makanan." Ucap teman lainnya.

"ahaha, bahkan dia tak gentar berhadapan dengan kakak kelas..." Gumam Elio.

Daripada menatap keributan di kantin, Elio melangkah menjauhi kantin. Yang penting suasananya tenang!

Niatnya menetap di kelas, namun sebuah bayangan yang dia kenal melangkah ke arah perpustakaan.

"oh, gadis itu!" Gumam Elio. Padahal dia sudah mencari keseluruh bagian sekolah. Sempat terlintas jika gadis itu berasal dari sekolah lain atau khayalan sana. Tapi pikiran itu terpatahkan sekarang.

Perlahan, dia menuju ke perpustakaan. Lalu bertemu dengan teman sekelas yang sedang di perpustakaan juga.. atau bisa di bilang maniak buku.

Elio menyapa teman sekelasnya, dengan embel-embel maunya membaca buku, namun kenyataannya ia mengintip gadis tersebut yang duduk tak jauh dari tempat duduknya.

"neh..lu kenal gak siswi di depan sana?" Tanya Elio kepada orang di samping.

Orang di samping itu menatap arah mata Elio, lalu ber-oh-ria...

"Iya gue kenal. Dia lumayan sering ke perpustakaan. Kalau gak salah namanya..."

"Aerin IPA-1!!"

Siswi yang sedang asik membaca buku itu, seketika mendongak ke arah yang memanggil namanya. Ia mengangkat satu alisnya dengan tatapan bingung ia menjawab,

"y-ya?"

Elio merasa menatap berbinar ke arah gadis yang terlintas terus di kepalanya. Dengan intens dia menatap gadis itu lalu tersenyum lebar yang bisa membuat semua hati makhluk hawa berteriak histeris.

"Gue Elio Bagaskara, dari kelas 1 IPA-4." ucap Elio sembari mengarahkan tangan kanannya kedepan.

Gadis bernama Aerin itu menatap bingung, lalu seketika hawa yang hangat itu meredup dengan tatapan dingin dari Aerin.

Seketika senyum Elio perlahan menurun, d-dia tak mengerti kenapa tatapan gadis itu...

"Iya,gue tau lo Elio." ucap dingin bersurai hitam legam sebahu.

"o-oh.." ucap canggung Elio sembari menggaruk tengkuknya.

Merasa tidak ada kejelasan dari Elio, Aerin meletakkan buku yang tadi di baca ke depan dadanya. Ia menatap tajam ke arah Elio.

"kalau tidak ada yang mau di bicarakan, gue permisi"... itu sih yang Elio pikirkan setelah melihat gerak gerik gadis itu.

Tapi, yang terjadi malahan Aerin pergi tanpa kata-kata, meninggalkan Elio yang tak bergeming di tempatnya.

"pria aneh.."

Gumam Aerin pelan, namun dapat tertangkap oleh gendang telinganya, yang membuat efek malu dan sakit bertambah.

Teman sekelas Elio yang melihat Elio barusan di tolak meletakkan tangannya ke bahu Elio, tampak jelas tatapan khawatir dan kasihan di wajahnya.

"Elio, sudah selesai jam istirahatnya." Ucap temannya itu.

"gadis itu... berbeda..."

"h-huh?" ucap pria berkacamata setelah mendengar ucapan aneh dari Elio.

Elio merasa kagum, dan bersemangat. Gadis bernama Aerin itu... memiliki sesuatu yang menarik perhatian Elio.

Dan mulai dari saat itulah,kegilaan masa SMA Elio berawal.

chapter 2-end.

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang