2. day by day

9 3 1
                                    

Hari terakhir MPLS di gelar hari ini, seluruh peserta dan anggota OSIS sedang mengikuti upacara apel penutupan yang akan dilanjut oleh saling berjabat tangan antara para OSIS dengan peserta MPLS.

Sepanjang ia berjabat tangan dengan anggota OSIS, banyak yang meminta maaf karena sudah bersikap galak saat pelaksaan MPLS yang Saras tanggapi dengan perkataan, "Iya kak."

"Hai dek! Selamat ya udah resmi jadi murid SMA Gema Bangsa", ujar Sora dengan ramah. Saras hanya balas dengan senyuman canggung.

Masih banyak antrian OSIS yang harua dia jabat tangannya, jadi Saras hanya berjalan dan menjabat tangan mereka semua. Sampai tiba di giliran Theron. Alih - alih mengulurkan tangan di depan badannya, ia justru mengangkat tangannya — seperti mengajak tos.

"Nyampe ga dek?", ujar Theron. Saras tersenyum tipis, lalu melompat sedikit agar tangannya dapat menyentuh telapak tangan Theron.

"Jangan gitu goblok", tegur seseorang di sebelah Theron. Saras tidak tau itu siapa — karena ia tidak memperhatikannya.

Saras beralih ke anggota selanjutnya, "Maafin Theron ya, dia kadang suka jail emang." ujar anggota OSIS itu sebelum Saras menjabat tangannya. Saras menaikan pandangannya ke wajah OSIS tersebut, lalu terdiam karena dia adalah Diran.

"Dek? Saras?", Diran yang melihat Saras terbengong, memanggil namanya agar Saras tersadar dari lamunannya.

Saras semakin speechless karena Diran mengetahui namanya. Dengan ragu, ia menjabat tangan Diran, lalu berkata dengan gugup.

"I - iya kak, gapapa", Diran tersenyum tipis yang membuat jantung Saras berdetak sedikit lebih kencang dari biasanya.

Saat Saras mulai menjauhinya, Diran bergumam pelan. "Saras, namanya manis."

Dear Kak Diran
———

Saras, Sashi dan Shanum sedang berkumpul di kantin. Mereka bertiga sudah resmi menjadi siswi di SMA Gema Bangsa. Selain itu, mereka juga satu kelas.


"Saras nitip teajus sama cilor", ucap Sashi saat Saras hendak membeli makanan. "Gua juga ras, aqua botol sama batagor ya!", Shanum menimpali ucapan Sashi.

Saras menyodorkan tangannya, "mana duit."

"pake duit lu dulu, nanti gua ganti", ucap Sashi sambil cengar cengir yang di angguki oleh Shanum. Saras berdecak lalu meninggalkan keduanya untuk pergi membeli makanan.

Sashi mendatangi warung yang menjual berbagai minuman dan memesan, "Mbak, aqua botol satu sama teajusnya dua. nanti aku ambil ya mbak. nih uangnya aku taruh sini", lalu ia pergi ke abang abang ya jual cilor yang kebetulan bersebelahan dengan abang abang yang jual batagor, jadi ia tidak perlu repot repot berjalan lagi demi membelikan kedua temannya makanan.

Saat semua pesanannya sudah siap, Saras kebingungan. Bagaimana ia bisa membawa satu piring batagor dan dua bungkus cilor? belom lagi, ia harus membawa dua gelas teajus dan sebotol aqua.

"Mbak, bentar nanti aku balik lagi", ucap Saras ke penjual minum. Saat ia berbalik, tiba tiba di depannya sudah ada Diran. Ia hampir saja menabrak Diran kalo saja ia tidak refleks mundur selangkah. Dan untung saja dua bungkus cilor dengan sepiring batagor di tangannya tidak terjatuh.

"butuh bantuan?", tanya Diran. Saras menggeleng. "ga perlu kak."

Diran mengambil semua minuman pesanan Saras dan kedua temannya, "sini saya bantu."

Saras berjalan pelan mengekori Diran yang sudah berjalan duluan. Diran yang sudah sampai ke mejanya terlebih dahulu, menaruh minuman pesanan Saras kemudia berbalik dan membantu Saras membawa piring batagor.

Dear kak DiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang