Bagian satu

221 23 2
                                    

Krist baru tiba di rumahnya setelah hampir seharian berada di sekolah. Namun penglihatannya menangkap sebuah mobil terparkir di pelataran rumahnya yang tampak asing.

"Apa pho membeli mobil baru?" Pikirnya.

Dengan bersemangat ia pun berlari masuk ke dalam rumah.

"Pho!! Apa pho membeli mobil ba.."

"Auu kit kau sudah pulang sayang. Sini duduk di samping mae" ucap lidia lembut sembari menepuk sofa di sebelahnya yang kosong.

Krist melangkah ragu dan akhirnya menurut duduk di samping lidia.

"Dia siapa mae?" bisik krist pada lidia.

"Dia anak sahabat pho. Namanya singto prachaya, dia seorang CEO" jelas martin yang merupakan ayah krist.

Seseorang bernama singto tersebut memberikan senyuman ramah yang bisa membuat siapapun berdecak kagum tidak terkecuali krist yang menatap singto tanpa berkedip.

"Pergilah berjalan-jalan bersamanya agar kalian akrab" lanjut martin.

"T-tapi pho..." krist ingin protes namun tatapan dari martin membuat ia tidak berani untuk melanjutkan kalimatnya.

Krist akhirnya pasrah dan mematuhi kedua orangtua nya. Setelah berganti pakaian seragam dengan pakaian yang lebih santai, krist pun turun dari kamarnya yang berada di lantai dua.

Matahari sudah mulai terbenam dan akan segera berganti dengan malam. Yaaa sekarang waktu menunjukkan pukul 6 sore hari.

"Ingat jangan merepotkan orang lain" peringat lidia yang kini mengantar krist dan singto di depan gerbang.

"Baik mae"

"Kalau begitu sing pamit dulu bibi, paman" ucap singto sembari menangkupkan tangannya.

"Hm hati-hati di jalan nak sing. Titip krist terkadang dia suka nakal" martin mengusak rambut anak semata wayangnya gemas.

Krist cemberut. "Pho! Kit tidak nakal!"

"Astaga imut sekali dia" batin singto.

Selesai berpamitan krist dan singto pun masuk ke dalam mobil dan segera melesat dari perkarangan rumahnya. Krist terus sibuk dengan ponsel di tangan nya, sungguh ia merasa sangat gugup.

"Namamu krist?" tanya singto mengawali percakapan.

"Eum"

"Kau.. sekolah kelas berapa?"

"Aku tahun terakhir"

"Auu berarti kau akan segera lulus"

"Ya begitu. Mmm sebenarnya kita mau kemana?"

"Apa ada tempat yang ingin kau datangi krist?"

Krist tampak berpikir sebentar.

"Ah! Pasar malam!" jawab krist antusias.

"Pasar malam?"

Krist mengangguk dan tersenyum.

Manis sekali..

"Baiklah" ucap singto setuju.

Tidak ada percakapan lagi setelah itu, singto fokus menyetir dan krist yang kembali sibuk pada ponselnya. Sekitar setengah jam perjalanan akhirnya mobil singto pun parkir tidak jauh dari pasar malam yang terlihat ramai.

Merasakan mobil yang sudah berhenti, krist mengalihkan pandangannya dari ponsel. Mata nya berbinar saat melihat warna-warni lampu.

"Ayo turun"

You're So cute (Krist x Singto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang