Our Binding Love: My Gentle Tyrant

Bab 156 - Mengapa Dia (2)

Kaisar tua duduk tegak ketika mendengar ini. “Dia berani !? Jangan khawatir, kamu akan menjadi putri tunggal negara Mo! Namun, Anda harus bekerja keras dengan baik untuk membuat saudara kerajaan Anda bahagia. Lagipula, dengan apa yang kau lakukan padanya sebelumnya, masuk akal baginya untuk tetap marah padamu. "

Ketika Mo Die mendengar ini, dia mengangguk sambil berpikir. Jadi, saudara laki-lakinya masih menyalahkannya untuk masa lalu?

*

*

*

Keesokan harinya, Wen Feng, yang pernah terluka oleh Ye Mu sebelumnya, kembali setelah memulihkan diri di Kuil Surga. Baik Mo Linyuan dan Ye Mu hadir ketika dia kembali.

Mata Ye Mu melebar, tidak menyangka dia telah melukai Wen Feng dan orang-orang di kuil, terlebih lagi, Mo Linyuan bahkan tidak memberitahunya tentang hal itu.

“Apakah mereka… baik-baik saja?” Ye Mu bertanya dengan gelisah.

Mo Linyuan menepuk tangannya dengan lembut. “Jangan khawatir. Saya sudah mengirim seseorang untuk menangani masalah ini sebelumnya. Anda tidak membunuh siapa pun di kuil. "

Ye Mu teringat malam pembantaian dan suasana hatinya segera turun.

Mo Linyuan bertanya pada Wen Feng, “Bagaimana situasinya saat itu? Bagaimana Anda bisa tiba-tiba terluka oleh Mu'er? "

Wen Feng mengingat sejenak dan berkata, “Pada saat itu, bawahan ini memberi tahu Guru Buddha yang Sunyi bahwa Anda berada di kaki gunung dan ingin membawa pergi nona Ye. Guru Buddha yang Sunyi terdiam beberapa saat, tetapi tidak lama kemudian, kebakaran besar terjadi di dalam ruangan, dan bawahan ini bergegas untuk memeriksa, hanya untuk mengetahui bahwa Nona Ye telah bangun. Guru Buddha yang Diam hampir terbunuh, dan bawahan ini sangat ingin menghentikannya. "

Ye Mu menatapnya dengan mata berkedip. “Maafkan aku… aku tidak ingat apa-apa.” Seolah-olah dia diselimuti oleh selimut amnesia. Jadi, dia merasa sedikit bersalah terhadap tuan yang belum dia temui ini.

"Saya baik-baik saja." Wen Feng memberinya senyuman lembut, “Namun, saya kembali kali ini dengan pesan dari Guru Buddha yang Diam. Dia memintaku untuk memberi tahu Yang Mulia bahwa Nona Ye mengamuk karena Qi yang bercampur dan kacau di dalam tubuhnya. Dia juga mengatakan bahwa jika Nona Ye merasa niat membunuhnya terungkap dan menjadi tak tertahankan, Anda dapat mencarinya. "

Ye Mu mengangguk, “Ya, aku harus pergi mencarinya. Saya mendengar Anda mengatakan bahwa dia membangunkan saya, tetapi saya melukainya. Saya harus minta maaf. "

Namun, Mo Linyuan merasa ada yang tidak beres. Meskipun dia mungkin telah meninggal saat itu jika Ye Mu tidak bangun tepat waktu, kebangkitan mendadak Ye Mu terlalu aneh. Tetap saja, dia tidak menghentikan Ye Mu untuk menemukan masternya di masa depan. Dia hanya menyuruhnya untuk membawa serta Wen Feng.

Tiba-tiba, suara keras terdengar dari luar pintu.

“Saudara laki-laki, apakah kamu di sana?”

Mo Linyuan tanpa sadar mengerutkan kening. Dia ingat dia telah meninggalkan mereka kemarin dengan ancaman, namun dia masih datang mencarinya hari ini. Dia terlalu ambisius.

Setelah Wen Feng kembali, dia bisa mendengar apa yang terjadi tanpa kehadirannya, dan buru-buru membawa anak buahnya pergi dari tempat kejadian. Tidak lama setelah Mo Linyuan memberi perintah agar lorong dibuka, seorang wanita muda yang mengenakan gaun istana biru datang dengan membawa sekotak makanan di tangannya.

Kali ini, pandangan Mo Die pertama kali tertuju pada Ye Mu. Selanjutnya, ketika dia melihat Ye Mu duduk dengan nyaman di sebelah Mo Linyuan, semburat kecemburuan muncul di dalam hatinya. Dia segera mencoba untuk menekan perasaan itu ...

"Kakak laki-laki." Senyum Mo Die adalah sanjungan yang menetes, tapi sayang sekali bahwa wajah kurusnya saat ini memiliki tulang pipi yang tinggi. Senyumannya tidak terlihat manis sama sekali, tapi itu bahkan sedikit menakutkan. “Ini adalah sup yang saya masak dengan tangan saya sendiri. Anda telah bekerja keras dalam menangani urusan negara. Silakan minum ini untuk mengisi kembali tubuh Anda yang lelah. "