BLITAR, FEBRUARI 1945 - ENDIARTO WIJAYA
Saya masih bingung. Mengapa Sato Ishiguro mau menyelamatkan saya? Sebagai instruktur, dia memang baik hati dan memiliki jiwa seorang pendidik yang sangat baik. Tidak pernah sekalipun dia menampar para anak didiknya. Jika kami mesti dihukum dengan cara berdiri tegap di bawah panasnya sinar matahari di tengah lapangan...