"Sekadar informasi untukmu. Kau ... tidak berada di duniamu," gadis itu berkata datar. Lelaki itu termenung sejenak, merasa kalimat itu familier di telinganya. Dia mengangkat kepala, tampak antusias setelah beberapa ide melesat di kepalanya. "Bagaimana caraku untuk kembali ke duniaku? Aku akan melakukan apa saja," ujarnya bersungguh-sungguh, tidak ada keraguan yang nampak di manik kelabunya. "Kau akan melakukan apa saja, sungguh?" Gadis beriris biru itu sedikit terkejut saat lelaki yang ditanyainya itu mengangguk tanpa berpikir dua kali. "Kenapa kau sangat ingin pulang? Padahal kau akan menderita saat kau kembali ke duniamu? Tidak ada orang yang menyayangimu, bukan begitu?" gadis itu bertanya santai, tidak memedulikan ekspresi suram lelaki bersurai kelabu itu. Lelaki itu tercengung, bagaimana bisa gadis itu mengetahui hidupnya yang kelam? Padahal dia tidak pernah menceritakan tentang hidupnya pada gadis itu. "Tidak. Masih ada orang yang menyayangiku. Aku ingin kembali karena aku akan mencari 'dia', aku tidak percaya pedang bodoh itu dapat membunuhnya. Dia pasti masih hidup, dia mungkin menungguku di taman." Dia tertawa getir. Gadis itu menghela napas. "Aku akan memberitahu cara agar kau bisa kembali ke duniamu. Kuharap kau tidak akan menyesal setelah ini." Lelaki itu mengangguk, tidak sabar menunggu jawaban gadis itu. "Kau ... harus menyerahkan jiwamu." Gadis itu menyungingkan senyuman yang amat menyeramkan. *** Cerita ini hanya fiksi belaka. Dilarang keras menjiplak, memplagiat, sebagian atau keseluruan cerita. Copyright © by Varenyni, 20 Juni 2023.
29 parts