"Terima kasih sudah kembali, Arsen. Aku kira kamu nggak akan kembali sampai kita masing-masing melupakan," ujar Catelin menahan tangisnya. Ini terasa seperti mimpi, namun tidak dapat ia sangkal bahwa memang Arsen yang kini berdiri di depannya. Arsenio Bagaskara. Perlahan Arsen memeluk sahabat kecilnya itu. Tangisan Catelin semakin deras ketika menyadari bahwa Arsen mengecup keningnya. Ia sungguh merindukan itu. Setelah beberapa tahun mereka berpisah, ternyata Arsen tidak melupakan kecupan itu. "I still love you, Catelin Evangeline," bisiknya tepat di telinga Catelin. Seketika perpustakaan terasa tidak bergerak. Hanya ada Catelin dan Arsen di sana, bersama wanita yang Arsen cintai, Catelin Evangeline. 🍁🍁🍁