"Lepasin!" Jasmine menghempaskan cengkraman tangan seseorang dari lengannya. "Gak, saya gak akan lepasin." Cengkraman tangan itu semakin kuat, tidak ingin melepaskan Jasmine dan membiarkan perempuan itu pergi. "Kamu ini istri saya, please jangan buat saya kesusahan. Saya udah janji sama Papa mu, Jasmine." "Itu janji kamu ke Papa, jangan bawa-bawa aku dalam perjanjian kamu dan Papa. Aku udah cukup capek hidup sama kamu, Mas Teddy." Jasmine melemah, ia tidak lagi memberontak. Badannya terduduk lemas, air matanya terus terjatuh. Tidak bisa melihat istrinya menangis, Teddy pun menghampiri Jasmine dan menggenggam tangan istrinya lembut. "Sorry, tapi saya gak bisa lepasin kamu." Teddy mengelus punggung tangan Jasmine. "Selain pisah, mau kamu apa? Saya usahakan." Teddy menatap kedua mata Jasmine dengan sangat lembut, memberikan ketenangan untuk istrinya. "Mas Teddy jangan ikut campur lagi sama hidup aku, aku bisa ngurusin semuanya sendiri."