tariaryawati485

Hai kak mampir yuk kecerita aku siapa tau suka
          
          ...
          
          
          
          Gimana jika gadis yang memiliki sifat yang cuek, keras kepala.dan lebih suka  menghabisakan waktunya untuk menyendiri. Dipertemukan dengan seorang pria yang menurutnya tukang atur atur dan sok tau juga merupakan ketua osis di sekolahnya.
          
          .
          .
          .
          .
          
          .
          
          "ck bawel, gue udah  tau tapi jangan ngegas gitu ngomongnya,emang gue anak kecil apa yang harus lo kasih tau yang yang begituan,lo juga bukan orang tua gue jadi jangan atur atur gue seenaknya mentang mentang lo ketua osis  lo jadi bisa ngelarang ngelarang gue gitu"jawab verdra sambil memutar bola matanya jengah mulutnya tak henti mencibir pira yang tengah duduk disampingnya. Ia juga peduli jika pria yang diajak bicara sekarang adalah ketua osis. Toh dia juga yang membuat masalah denganya. 
          
          "ye orang lo duluan yang ngomongnya gak selo jadi apa salahnya gue juga ngomong kayak gitu dan satu lagi gue bukannya ngatur ngatur lo tapi gue cuma ngasih tau yang bener sama lo kalok orang tua lo ada diposisi gue sekarang pasti mereka bakal ngasih tau yang sama, mereka juga gak mau anaknya sakit"ucap laki laki itu gak kalah dingin.
          
          https://www.wattpad.com/story/267104816?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_writing&wp_page=create&wp_uname=tariaryawati485&wp_originator=p5J92G0hC87xK3dnyD%2FcN%2FWKPvw8JD9d2kYhTNolsJQdkK2kq4IHvpy6xF1VbJcaebdxRupBkzOpjkcTwhwDP1q5t6qGxcTw8d1mTWObE7Pgc8iT7JkXIPrZrwmMiCmS

Tri586649

Hello Kak, salam kenal. Bila berkenan, baca cerita 'Cat and Boy', yuk :)
          Blurb:
          Wisuda. 
          
          Kata yang menunjukkan sebuah pencapaian luar biasa bagi seluruh mahasiswa, karena mereka telah berhasil melalui lika-liku kehidupan kampus. Seharusnya momen tersebut menjadikan Aurum Andascara, mahasiswi berwajah cantik dan ber-ipk tinggi bahagia, akan tetapi ini sebaliknya, penuh kemuraman, kesedihan, serta tangan yang bermandikan darah. Walaupun begitu, ia kepalkan erat-erat, obsidiannya memandang lekat pemandangan danau yang tak jauh dari hadapannya.
          
          "Maaf ... maafkan aku ..." katanya dengan gemetar. Tak ada orang yang menyahut, selain suara klakson dari lalu lalang kendaraan yang melintas. Semilir angin membelai halus rambut pirang yang acak-acakan. Bukan hanya itu, sang bayu tersebut menjadikan dirinya semakin sesak, malam yang sunyi, rembulan juga malu-malu untuk melihat sosok yang tengah mengalami depresi berat. 
          
          "Maaf ...." 
          
          Setelah itu, Aurum menaiki pembatas jembatan, lalu terjun bebas ke bawah sana, danau yang deras akan air jernihnya.
          
          ♦♦♦     
          Jangan lupa tinggalkan jejak ya, terima kasih♥  
          
          Https://www.wattpad.com/story/173217135