Sehari berlalu sejak duniaku runtuh. Kepalaku sakit dan mataku capek menangis. Rasa sedih itu enggak kunjung mau hilang. Adegan itu terus berulang baik ketika aku membuka maupun menutup mata. Aku enggak bisa berbagi dengan siapa pun kecuali Tuhanku. Aku sudah cukup membuat ayahku sedih dengan menangis dalam pelukannya di hari duniaku runtuh. Tapi, ayahku sudah memelukku begitu erat seolah mengatakan, “Dunia Adek akan baik-baik aja. Adek akan selalu jadi anak yang Papi lindungin dengan cara apa pun.”
Aku dan dia sama-sama hancur berantakan karena kesalahanku yang fatal. Dia yang kuharap akan menemani sampai tua nanti, nyatanya memang tidak ditakdirkan untuk bersama.
Permohonan maaf mungkin enggak akan pernah cukup untuk memperbaiki apa yang pecah berantakan. Tapi, aku harap akan ada kebahagiaan yang muncul, baik untuk kamu maupun aku. Aku harap, nanti ketika akhirnya kita kembali bertemu, kita bisa saling bertukar senyum dengan tulus dan telah bahagia dengan dunia masing-masing.
Teruntuk kamu, terima kasih pernah mencintai aku dengan sebegitu besarnya.
Teruntuk ayahku, terima kasih sudah menunjukkan bahwa unconditional love itu ada.
Love,
AludraSa