Beberapa waktu terakhir, author sedang mengalami writer block. Tetapi akan tetap berusaha rilis chapter berikutnya dan maafkan kalau lama.
Tulisan yang ku tulis di Wattpad adalah sebagian dari diri. Aku suka sekali menulis tentang segala sesuatu yang ku alami dan temui. Salah satunya adalah bagaimana cara ku menemukan karakter pria yang baik, rupawan, cerdas, tutur kata lembut, sopan dan religius. Dia tidak lah sempurna seperti yang dibayangkan. Emosinya kadang tidak terkendali. Dia adalah dosen di kampus tempat ku belajar.
Tulisan ini juga sebagai bentuk mediasi dengan diri yang menyadari pria itu sangat kecil kemungkinan bersatu. Awal mula ditulis masih berupa kisah masa SMA yang berkhayal tentang pria berpangkat. Lambat laun, aku pun menyadari pangkat tidak akan berarti tanpa karakter yang baik. Nyatanya aku akan hidup dengan karakternya bukan sifatnya. Disaat itulah aku bertemu dengannya.
Awal mulanya sekedar mengagumi. Entah kapan jadi tremor setiap kali bertemu dan itu juga yang akhirnya membuatku jaga jarak. Lagian aku masih waras untuk berpikir beda usia ku 16 tahun. Aku pun cuma serpihan debu di sisi pencapaiannya. 3,5 tahun berlalu dan Qodarullah tahun ini dia berangkat ke Inggris. Beliau berangkat kuliah lagi dengan beasiswa.
Seperti apa aku?
Butuh waktu tiga hari buat bangkit, sekalipun di pertemuan terakhir cuman bisa nangis dan nggak ngomong selama ini suka. Setelahnya masih rapuh sampai berat badan turun 4 kg dalam seminggu. Rambut pun kian rontok. Aku masih percaya Allah punya rencana indah. Doa ku pun belum pernah berubah sejak pertama kali suka. Sekalipun aku tahu itu mustahil sekali. Di dekatnya aku cuman serpihan debu. Bukan bunga yang bermekaran indah dengan pencapaian kecil ku.
Inilah esensi karakter laki-laki yang ada dalam cerita.
Aku memutuskan untuk tetap diam. Sama seperti tulisan ku yang privat dengan cerita di dalamnya. Bacalah karya ini tanpa tahu siapa identitas asli ku.