Bukan tentang orang lain, melainkan mereka yg terikat akan darah yang sama. Saya memilih untuk tidak berisik, namun rupanya saya hancur dari dalam.
Tuhan tahu ...
Tuhan tahu bagaimana sesaknya menahan suara di tengah malam, sedang hati menjerit keras tak berdenyut.
Tuhan tahu ...
Tuhan tahu ... Betapa bibir saya ingin menumpahkan segalanya, namun pada akhirnya hanya jemari yang leluasa menarikan melodi tak berasa.
Saya merangkai kata menjadi sebuah dunia, dimana saya bisa hidup di dalamnya.
Namun bahkan dunia itu pun hancur perlahan.
Tuhan tahu ...
Tuhan tahu betapa saya ingin mengusaikan segalanya.
Tapi Tuhan juga tahu ... Harapan saya untuk kekal di dalam surganya.
Saya mencintai buku yang saya rangkai lebih dari hidup saya sendiri. Sebab di dalam buku itu, saya selalu memiliki bahagia sebagai akhirnya.