Bysacerita

Hai, Tuan.
          	Apa kabar?
          	Saya tau apapun yang ada di bumi ini akan mengalami perubahan. Tetapi, saya enggan untuk menerimanya. Terutama menerima kenyataan bahwa dirimu tidak sama lagi seperti dulu. Dulu? rasanya saya sangat suka sekali padamu. Lebih tepatnya saya gemar menikmati kata-kata yang dibuatmu khusus untukku. Betapa merekah senyum dibibir saya yang tidak ingin memudar. Kini, saya hanya bisa membaca berulang apa yang masih saya simpan. Dan, saya harus menerima bahwa dirimu sudah banyak berubah.

Bysacerita

Hai, Tuan.
          Apa kabar?
          Saya tau apapun yang ada di bumi ini akan mengalami perubahan. Tetapi, saya enggan untuk menerimanya. Terutama menerima kenyataan bahwa dirimu tidak sama lagi seperti dulu. Dulu? rasanya saya sangat suka sekali padamu. Lebih tepatnya saya gemar menikmati kata-kata yang dibuatmu khusus untukku. Betapa merekah senyum dibibir saya yang tidak ingin memudar. Kini, saya hanya bisa membaca berulang apa yang masih saya simpan. Dan, saya harus menerima bahwa dirimu sudah banyak berubah.

Bysacerita

Dari Tuan Adnaya
          
          Kamu puanku, puan yang pandai menyejukkan saat diri ini terbakar api cemburu, kamu meyakinkanku dengan tatap mata cantikmu, meluluhkan hati keras ini.
          Menjadikanku sebagai ruang hasratmu dan aku akan menjadi rumah, rumah yang menjadikanmu pemiliknya. Cantikmu mengutukku menjadi kaku, terpaku tidak bisa berpaling. 

Bysacerita

Kemarin malam, kau mampir di mimpiku. 
          Kau mempertanyakan sesuatu kepadaku lewat sebuah pesan. Kau terkesan marah. Tapi, bukan, bukan marah. Lebih tepatnya seperti cemburu. Ya, sangat cemburu dari pesan yang kau kirim itu. Aku tak ingin terbangun. Aku suka melihat tingkahmu itu. Dalam dunia nyata, kau tidak pernah begitu. Ya, tidak pernah secemburu itu. Semua itu berawal dari pikiranku. Kemudian, terwujud melalui mimpi. Begitulah cara kerja mimpi. Sangat indah. Semua orang sangat nyaman di dalamnya. Jadi, mungkin kau pernah cemburu denganku? Beritahu aku, agar aku senang. Seperti di mimpi itu ketika membaca pesan darimu.

Bysacerita

Malam ini aku melimpir sejenak untuk memotret rembulan yang begitu indah. Aku tak mau melewatkannya, takut nanti menyesal. Tidak apa-apa hari ini banyak kegagalan. Setidaknya, keindahan rembulan itu menghiburku. Aku penasaran. Apakah rembulan tidak iri kepada matahari? Apakah rembulan pernah marah jika tidak menampakkan dirinya indah? Apakah rembulan pandai memaknai kata 'cukup'. Jika iya, aku ingin belajar dari rembulan. Aku ingin mendekati rembulan. Apakah di atas sana lebih menenangkan? Apakah ada yang berhasil menemuimu, rembulan?

Bysacerita

Tuan,
          Apa kabar?
          Kau memberiku ucapan karena ingin atau tidak enak jika tidak membalas perbuatanku yang juga memberimu ucapan? Aku tidak tau harus menunjukkan rasa senang, sedih, atau benci. Sebab, aku mendengar satu hal yang kurang mengenakan. Padahal itu hari terbaikku. Namun, aku menangis sebanyak empat kali. Aku sadar ini drama sekali. Tapi aku juga tidak bisa jika tidak melepaskan kekecewaanku.

Bysacerita

Tuan,
          Bagaimana kabarmu?
          Hari ini, saya melihat salah satu postingan seseorang ternyata ada kau di antara mereka. Tampaknya kau sangat senang dalam postingan itu. Tentu saja kau harus bahagia, sesuai permintaan saya ketika merapalkan harapan di hari ulang tahunmu.

Bysacerita

Namun, ketika melihat postingan itu saya cemburu. Bukan. Bukan karena interaksi kau dengan lainnya. Hanya saja, kau bahagia sedangkan saya merintih kerinduan.
Reply

Bysacerita

Tuan,
          Bagaimana kabarmu?
          Malam ini, saya menangis. Saya masih belum terbiasa untuk tidak mendengar atau membaca pesan ketika kau memanggil namaku. Maka, izinkan saya ingin dipanggil sekali lagi. Saya tidak tau, mungkin bisa saja ini menjadi panggilan terakhir untukku. Tetapi, saya pun tidak ingin itu berakhir. Saya selalu suka ketika kau menyebut-nyebut namaku. Dan, selamanya saya akan menyukai itu.

Bysacerita

Tuan,
          Bagaimana kabarmu?
          Hari ini, saya menghabiskan waktu di akhir bulan Juli ini pergi ke sebuah taman. Tahun lalu, saya punya harapan. Tapi harapan itu pupus. Namun, ketika tadi duduk di taman itu saya terpikirkan kembali tentang harapan itu. Bahwa, saya berharap bisa merayakan hari kelahiran kita secara bersama di taman itu.

Bysacerita

Kebetulan bulan kelahiran kita sama bukan? Hitungan menit akan berganti bulannya. Apakah harapan itu bisa terwujud di tahun ini? Sungguh amat disayangkan, saya tidak sempat menyampaikan harapan itu kepada kau. Mungkinkah, pesan ini akan lewat di berandamu agar kau dapat mengetahui harapan saya?
Reply

Bysacerita

Tuan,
          Bagaimana kabarmu?
          Hari ini, saya meluangkan waktu untuk menyenangkan diri dengan mengunjungi salah satu tempat favorit yang terletak di tengah kota. Akhirnya, keinginan saya menghabiskan waktu sampai malam hari ini di tempat itu terwujud. Saya suka sekali dengan suasana kawasan yang ada di sana. Apalagi untuk menjelajahi setiap sudut tempat itu. Saya juga sempatkan diri untuk duduk di bangku yang tersedia di pinggir trotoar. Ketika berada di sana, saya selalu merasa tempat itu tidak asing.

Bysacerita

Bila ada kesempatan, apakah kau berkenan berkunjung ke tempat itu? Sejujurnya, saya ingin sekali membawa kau ke sana. Kau harus tau bahwa pertama kali saya mengunjungi tempat itu, orang pertama yang terlintas dibenak saya adalah kau. Saya ingin kau datang, menjemputku yang buta arah jalan.
Reply