Short Story – Gagal
“Hey, apa yang sedang kamu lakukan?” Elaina melihat Ayn yang tengkurap di lantai bertanya.
“Oh. Bisakah kau membantuku? Aku terkena penalti dan rencanaku gagal.” Ayn menjawab dengan senyuman lemah.
Lampu menyala di kepala Elaina saat dia teringat suatu masa, “Oh, seperti yang saat itu di Markas.”
“Ya. Di bab empat… Itu sangat singkat, tapi terima kasih sudah ingat. Aku tidak yakin akan berapa lama, tapi aku akan ada dalam keadaan ini sampai beberapa waktu.” Yang berarti, Ayn secara alami lumpuh sekarang.
“... Baiklah.” Elaina menggunakan telekinesis melalui sihirnya, tapi sayangnya Ayn tidak bergerak sama sekali.
“Apakah sudah?”
“Aku gagal.” Elaina menyimpan tongkatnya.
“Apa?”
Elaina menyingsingkan lengan bajunya dan mencoba mengangkat Ayn. “Nnnn—” Bahu Ayn diangkat dan membuat Ayn berada dalam posisi berlutut. “Huff … berat. Apa yang kamu makan?!”
“Maaf soal itu.” Ayn berkomentar saat Elaina kepayahan menopang tubuhnya. Elaina cukup atletis, tapi Ayn adalah pria muda dengan fisik terlatih.
Elaina melingkarkan kedua lengannya di pinggang Ayn dan menariknya berdiri. “Kau … Ack—?!”
Elaina kehilangan keseimbangan, membuat Ayn dan dirinya, yang masih menahan Ayn, terjatuh—tepat di atas Ayn.
Keduanya terbaring, dengan wajah yang hampir bersentuhan. Mata mereka saling terkunci untuk beberapa saat, sebelum Elaina bangkit dan merapikan pakaiannya.
“Kamu benar-benar merepotkan.” Elaina mengalihkan matanya menjauh dari Ayn, membuat Ayn sulit melihat ekspresi wajahnya.
Walaupun, telinga yang memerah memberitahu segalanya.