15 | Rapat Dimulai
Novel Standar Operasional Pernikahan
"Rapat dimulai!" suara bariton milik Hadi menggema di basement diikuti ketukan palu.
Setelah itu Eza mengambil alih pembicaraan. Wanita itu membuka dokumen SOP dan mulai membacakan aturan seperti seorang direktur perusahaan.
"Standar Operasional Pernikahan (SOP) Pasca-Nikah dengan Nomor Dokumen: SOP-PERNIKAHAN-PASCA/2024" Eza membuka lembaran pertama.
Pasal 1: Tujuan Pernikahan
"Untuk menciptakan hubungan rumah tangga yang harmonis, menjaga citra keluarga di mata publik, serta memastikan keberlangsungan kerja sama bisnis antara Keluarga Dirgantara dan Keluarga Wiranata."
Pasal 2: Aturan Wajib dalam Kehidupan Rumah Tangga
"Satu. Tinggal Serumah: Setelah pernikahan, kalian harus tinggal dalam satu rumah, tidak boleh hidup terpisah lebih dari 3 hari berturut-turut."
Riga mengangkat tangan seolah sedang di kelas. "Bagaimana kalau aku syuting film di luar kota?"
Eza menatapnya tajam. "Istri bisa ikut. Kalau tidak bisa ikut, wajib video call setiap malam dengan durasi minimal 20 menit."
"Dua puluh menit?" Mera protes, "Mau ngomongin apa selama itu, ramalan cuaca?"
"Baiklah, aku akan siapkan topik: '5 cara menghadapi pernikahan paksa'." Riga mencoba membuat lelucon SOP pernikahan ini jadi lebih lucu.
Eza melanjutkan. "Dua. Panggilan Pasangan: Dalam lingkungan keluarga besar, pasangan harus memanggil satu sama lain dengan panggilan mesra, misalnya: Sayang, Honey, atau panggilan yang disepakati."
Lagi-lagi Riga angkat tangan. "Aku? Panggil dia 'Sayang'? Bisa nggak aku ganti jadi 'Hey, Kau'?"
Mera menatap kosong. "Baiklah, mulai besok aku panggil dia 'Yang Mulia'."
Riga menyeringai. "Kalau gitu, aku panggil dia 'Dewi Penghancur Kedamaian Hidupku'.
Eza mengetuk meja. "Perhatian. Jangan berisik!"
Mera dan Riga langsung duduk tegak seperti anak sekolah ketahuan ngobrol di kelas.
https://www.wattpad.com/1167051627