"Kenapa diam saja, Zahfi? Kamu jawab, kenapa kamu selingkuh? Apa kurangnya aku sebagai istrimu? Aku selama ini berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Tapi kamu kenapa menghianatiku, Zahfi? Hiks-hiks-hiks..."
Zahfi membawa Vanya ke pelukkannya, ia berbisik. "Kamu sempurna, tidak ada yang kurang di dalam dirimu, Zee. Maafkan aku yang tidak bisa setia padamu." Kini Zahfi pun ikut menggunakan kata aku kamu sama seperti Vanya.
Lagi-lagi Vanya berusaha melepaskan pelukkan suaminya, walaupun kali ini pelukkan Zahfi begitu erat. Namun, dengan sekuat tenaga Vanya bisa melepaskannya. "Kalau kamu bisa bilang aku sempurna, kenapa kamu tega mendua? Kenapa? Apa yang dia punya sedangkan aku tidak punya?"
Zahfi menggeleng. "Kamu memang sempurna, tetapi cinta tak tahu ke mana berlabuh. Aku memang sayang padamu, Zee, tetapi tidak bisa aku pungkiri perasaan cintaku hanya untuk sekarang."
Satu tamparan yang sangat keras mengenai pipi Zahfi, ini adalah pertama kalinya bagi Bundanya Zanaya menampar suaminya. Bahkan setelah hampir dua puluh tahun saling mengenal.
"Kamu bisa-bisanya bahas cinta, Zaf! Kamu sangat keterlaluan? Saat kamu sudah menikah, bahkan kamu adalah Ayahnya Zanaya. Kenapa kamu baru bahas cinta, sekarang? Kamu kan tahu kita menikah karena kita menginginkannya, bukan terpaksa. Itu juga karena kamulah yang mengajakku menikah. Harusnya kamu sadar akan status kamu, Zaf. Kamu seorang suami dan Ayah. Harusnya kamu tidak mencintai wanita lain, apalagi sampai melakukan perselingkuhan seperti ini."
Air Mata Alzevanya hanya ada di FIZZO
Penulis : Fha_rissa