Fressiadream

Bahkan segelas senyumku tidak kapabel membunuh dahaga milikmu. Kau bilang sakarnya tersedimentasi di dasar, jadi yang bisa kau cecap hanya rasa hambar. Awalnya kukira mengapa. Ternyata kau bosan. Lantas apa aku harus sentrifugal dari garis edar supaya Pluto di sana punya kawan, sedangkan Saturnus megah sekali berkibar-kibar dengan cincinnya, di mana bersamamu aku ingin tinggal di sana. 
          	
          	~Saya kembali dengan puisi

Fressiadream

Bahkan segelas senyumku tidak kapabel membunuh dahaga milikmu. Kau bilang sakarnya tersedimentasi di dasar, jadi yang bisa kau cecap hanya rasa hambar. Awalnya kukira mengapa. Ternyata kau bosan. Lantas apa aku harus sentrifugal dari garis edar supaya Pluto di sana punya kawan, sedangkan Saturnus megah sekali berkibar-kibar dengan cincinnya, di mana bersamamu aku ingin tinggal di sana. 
          
          ~Saya kembali dengan puisi

Fressiadream

Selasarku penuh dengan berbagai macam raksi. Berdedai-dedai di sana seperti harum bunga fressia, kadang juga harum kepedihan yang nyata. Padahal aku tidak pernah menanam apa-apa. Kelir-kelir juga gentas menjerambai di kaki seperti bayanganku sendiri, menunjuk satu arah dengan jari tengah, tapi jelas kalau preferensinya adalah menuntunku untuk terus berjalan maju. Kupikir aneh sekali saat harus mengagitasi diri sendiri dengan kata 'semangat! Kamu pasti bisa'. Karena eskursi memang tidak pernah menyenangkan jika dilakukan sendirian. Tapi menjadi singular ternyata bukan sesuatu yang buruk. Setidaknya jika kegagalan tertawa-tawa di kepala, hanya aku yang bisa mendengarnya.
          
          Happy b.day Kim Namjoon.
          
          Fressia Dream

Fressiadream

Seperti patah yang sebenarnya tidak ingin patah. Bahkan rapuhpun ia tak ingin. Aku ada di hierarki terendah dari patah itu sendiri.
          
          Aku akui, aku lemah jika ia pergi. Aku seperti bisa menguar bersama udara jika ia tidak ada. 
          Maaf karena menjadi hiperbola. Tapi ia sendiri yang menanam nyawa picisan ini terlalu dalam ke tulang rusukku. Sedangkan aku tolol, mau-maunya merasakan perih untuk rasai bekas sayatnya.
          
          Selamat pagi, rasa sakit.

Fressiadream

Ada yang kemal di celah ketiak. Basah bertunak-tunak mampir di lesi  sempit ini. Deodoran tak menjamin epidermis tetap kering. Malar-malar aku kehabisan waktu untuk mengeringkannya. Selalu begini cara percaya membalas harga yang telah kubayar. 
          

Fressiadream

Aku imbesil karena menganggap hidupku biasa. Padahal aku sudah banyak timbul tenggelam meski sekadar berenang di porosnya. Kadang sampai harus tersulut lelatu juga, yang mana suamnya membuat epidermis terbakar perih. 
          Maaf. Maafkan aku, hidup.
          Janji, besok aku akan lebih kesakitan lagi.