PecanduSastraOFC

Halo kak, izin promosi ya. Kalau keberatan boleh dihapus kok. Terima kasih. 
          
          Halo para penulis dan pembaca. Kali ini Pecandu Sastra lagi open member dan open admin, loh. Bagi kalian yang tertarik untuk join langsung kepoin aja worknya, ya. 
          
          Kegiatan PS :
          - Materi Kepenulisan
          - Game & Kuis
          - Ekstrakurikuler Writing
          - Bimbel
          - Event & Project Menarik
          - Nubar & Collab
          - Bedah Karya
          - Kelas Kreatif (Latihan Membuat Karya) 
          Dll
          
          Pecandu Sastra juga mensupport kesehatan mental setiap orang. Bagi kalian yang butuh tempat untuk berkeluh kesah, PS akan menjadi tempat yang akan mendengarkan segala keluh kesahmu dan pastinya mendukung setiap keputusanmu. 
          
          "Di dunia ini tidak ada karya yang sia-sia. Jangan menyerah dan tetap semangat. Orang lain tidak berhak menilai dirimu. Hidupmu sepenuhnya milikmu." - Pecandu Sastra
          
          https://www.wattpad.com/story/335247151?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=PecanduSastraOFC&wp_originator=6YRrKNnb%2FF4OoFiSgNEbMGf5GImLNmJ0lglMB1abni47lmKvIEXpR9wqd6Vde5izMziX6tgFNMW%2F13C1CeEhNhG1BhsSKKDzfdswGpB1SZdaTZ0qaNrBKRlnpjw4ECge

Bulanpurnamadilangit

Hello Kak, salam kenal. Bila berkenan, baca cerita 'Cat and Boy', yuk :)
          Blurb:
          Wisuda. 
          
          Kata yang menunjukkan sebuah pencapaian luar biasa bagi seluruh mahasiswa, karena mereka telah berhasil melalui lika-liku kehidupan kampus. Seharusnya momen tersebut menjadikan Aurum Andascara, mahasiswi berwajah cantik dan ber-ipk tinggi bahagia, akan tetapi ini sebaliknya, penuh kemuraman, kesedihan, serta tangan yang bermandikan darah. Walaupun begitu, ia kepalkan erat-erat, obsidiannya memandang lekat pemandangan danau yang tak jauh dari hadapannya.
          
          "Maaf ... maafkan aku ..." katanya dengan gemetar. Tak ada orang yang menyahut, selain suara klakson dari lalu lalang kendaraan yang melintas. Semilir angin membelai halus rambut pirang yang acak-acakan. Bukan hanya itu, sang bayu tersebut menjadikan dirinya semakin sesak, malam yang sunyi, rembulan juga malu-malu untuk melihat sosok yang tengah mengalami depresi berat. 
          
          "Maaf ...." 
          
          Setelah itu, Aurum menaiki pembatas jembatan, lalu terjun bebas ke bawah sana, danau yang deras akan air jernihnya.
          
          ♦♦♦     
          Jangan lupa tinggalkan jejak ya, terima kasih♥  Https://www.wattpad.com/story/173217135