Kalau sejak awal Anda membaca kisah saya, sekarang giliran saya 
 menceritakan kisah si penulis buku ini. Namanya Mochammad Fajar Izzul Haq-biasanya disamarkan menjadi MFIH -pernah dilahirkan 19 tahun yang lalu (ketika buku ini diterbitkan), kalau malas hitung, tahunnya 1999. Bisa jadi ia adalah murid dari abad 20 yang terakhir di angkatannya. Sebabnya ia pernah tidak naik kelas waktu SD. Katanya gara-gara sering bolos main game online. Tapi berkat itu ia dapat bertemu dengan orang-orang hebat yang menginspirasi dirinya. Meskipun begitu ia bukanlah orang hebat seperti yang dikira. Ia tetap saja cecunguk yang jarang mandi.

Anak itu setahu saya punya hobi. Entah apa hobinya kadang dia motret sesuatu. Tapi nasibnya seperti anak kecil di alun-alun yang ceritanya ada di halaman 48. Kadang juga ia menulis. Meskipun berapa banyak tulisannya
yang hilang. Termasuk juga beberapa kisahku. Ia memang payah urusan data. Kalau soal makanan, aku paling tahu seleranya. Di halaman 59, aku berprofesi sebagai penjual makanan kesukaannya. Perkiraanku ia juga seorang penikmat kopi tanpa flosof. Katanya beberapa bait puisinya terlahir dari kopi tanpa rasa.

Soal Pendidikannya, syukurlah ia ditakdirkan menjadi santri Pondok pesantren An-Nur II Al-Murtadlo (Pesantren Wisata) Malang. Di sana, penulis katanya pernah menjadi kepala suku pertama Komunitas Menulis Santri Lingkar Pesantren. Dan sekarang, penulis didapuk menjadi ketua redaksi Media-Tech An-Nur II. Kalau sekolahnya, ia sedang duduk di bangku kelas 12 IBB 1. Seperti yang dikatakan penulis sebelumnya, kritik
dan saran akan sangat bermanfaat. Mengingat ini adalah karya pertamanya. Jadi langsung saja hubungi surelnya (surat elektronik)/ e-mailnya, dukunbadai di gmail titik com (dukunbadai@gmail.com). Juga bisa lewat DM Instagram @mochammad_luzzi. Dari Massanger Facebook juga
boleh, Mochammad Fajar Izzul.

Sudahlah kalau mau kenal lebih lanjut kenalan saja sendiri. Aku sudah terlalu tua untuk bercerita. 

Suparman