Vtaeyul

hayy hayy
          Permisi yya kak,, Izin promosi yyaa
          Maaciiiwww
          
          Ayoo atuh akang teteh mampir ke "My Childish Husband" siapa tau suka hihi:)
          Cerita nyaa ini baru,, tapi nanti bakalan Up terus kok
          
          Sekali lagi makasih banyak yyaa kak
          
          Dahh papaiii prenn
           
          https://www.wattpad.com/story/286174037?utm_source=android&utm_medium=whatsapp&utm_content=share_writing&wp_page=create&wp_uname=zayyull&wp_originator=u4HKQ9jLtFLTTOWx2mw588G9eViYxGr8F17lUX%2Btrc2GdwF2LBkXDzyTg4aDbWeB%2B39DiCAaBa9Qeq5Hk%2B96su3dlvZu1KkADeVGfYruL3D%2B4UPnj7FaXECJeIZFBDbO

anraty_rv

Halo! Maaf ya, aku numpang promosi di sini. Semoga kamu tdk keberatan dan mungkin berkenan mampir ke ceritaku. Terima kasih!
          
          ----------
          
          Blood and Tears: Eccedentesiast
          Written by: @anraty_rv
          https://my.w.tt/bGMJPkI7tcb
          
          ----------
          
          Eccedentesiast.
          (noun) someone who hides pain behind a smile.
          
          She didn't like showing the pain, she was an eccedentesiast.
          
          ---------- 
          
          Kapan semua kehidupannya mulai hancur seperti ini ya? Kapan ya Nanta terakhir kali tertawa dan tersenyum tulus dari hatinya?
          
          Sepertinya belum terlalu lama, tapi kenapa rasanya seperti sudah seabad ya?
          
          Kehidupan pahit harus Nanta jalani ketika kedua orang tuanya bercerai. Dia tinggal dengan ibu dan papa barunya yang selalu mencari-cari kesempatan untuk mengganggu Nanta. Lalu di sekolah, dia juga tidak bisa mendapat ketenangan ketika setiap hari harus merasakan perundungan dari Ghea dan teman-temannya.
          
          Ah, setidaknya dia masih bisa merasakan tulusnya pertemanan dari sahabat-sahabatnya, Vio dan Farel. Mereka berdua selalu ada disisi Nanta dan selalu menyemangatinya.
          
          Meski kehidupannya berantakan, paling tidak dia masih bisa tersenyum.
          
          Kehidupannya tidak mungkin bisa jadi lebih buruk daripada ini, kan?
          
          Mungkin saja...
          
          Ketika dia diteror oleh sosok bertopeng badut misterius yang memancing kecemasan berlebihnya, lalu disusul kejadian berdarah mengerikan yang semakin menekan mentalnya.
          
          Ah, mungkin hidupnya memang sudah hancur.