setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan, lantas menyalahkan dia yang pergi sehingga melupakan bahwa meninggalkan pun butuh ketabahan hati. Dan itulah yang di rasakan oleh seorang Varenda Geraldi Senja.
lantas bagaimana Varen menyikapi kepergian orang orang tersayang? Bagaimana ia merubah dirinya menjadi seseorang yang berlapang dada dalam menerima setiap ujian dari Sang Pencipta?
Dan apakah Varen dapat bertemu kembali dengan dia yang telah memutuskan untuk pergi? Atau akan ada seseorang yang menggantikan dia yang pergi?
Skenarionya hanya Tuhan yang tahu, namun jika semuanya telah terjadi, semua orang akan mengetahuinya termasuk kamu. Iya kamu yang lagi baca ini. Masa sih tidak tertarik dengan kisah seorang Varenda?
---
Varen tidak merasakan butiran air hujan lagi? Secepat itu hujan berhenti? Ia mendongakan wajahnya dan menemukan payung berwarna biru muda di atasnya. Lantas ia bertatap wajah dengan sang empu pemilik payung hanya sebentar karena laki laki di hadapannya itu segera menundukkan wajahnya. Heh?
"Saya gak butuh payung" Ujar Varen dingin bahkan melebihi dinginnya tubuh ia sekarang.
Pemilik payung itu adalah seorang laki laki dengan seragam putih abunya dan jaket hijau army yang ia sampirkan di pundaknya. Pemilik payung itu menanggapi perkataan Varen hanya dengan anggukan lantas memberikan jaketnya pada Varen.
"Setidaknya kamu butuh ini, seragam putih itu sensitif kalau kena air." Setelah mengatakannya, laki laki itu meninggalkan Varen yang malu setengah mati. Bagaimana mungkin ia melupakan hal itu? Varen segara menggunakan jaket itu.