@ fkrtmgmgl aku sukak aku baca yaaa. Tapi kamu back
Recomended banget! Baca guyss! Santuy laaah, dijamin nyesek ke hati ini mah!
****
Aku meremas ujung jemariku, menatap manik mata sayu milik Abi. Lalu beralih pandangan ke arah Delia yang sedari tadi mendukungku untuk menerima khitbah dari Hafidz.
"Gimana Ndo, kamu mau kan menikah dengan anak kami, Hafidz?" tanya Tante Ulum padaku dengan sopan.
"Maaf, Tante. Kalo Nabila lancang, sebelumnya kami tidak saling mengenal, bagaimana kami akan menikah tanpa perasaan?" ujarku dengan menunduk tak berani menatap manik mata hazel milik Hafidz.
Jujur, aku memang belum mengenalnya. Namun, selama beberapa hari ini aku melihatnya di musholla al-mukharomah dia sedang bersujud menghadap kiblat, membaca lantunan ayat suci al-qur'an dengan merdu. Aku mulai luluh untuk menerimanya di hidupku, tapi apakah mungkin dia bisa menerimaku?
****
Duniaku berubah seketika sesaat setelah menikah denganmu, Mas Hafidz.
Bisakah kau menoleh sebentar untukku lalu melempar senyum tipismu? Aku hanya butuh itu saja, tidak lebih. Mengapa rasanya sulit bagimu?
Jika pernikahan sakral ini pembawa bencana dan masalah tapi apa boleh kau berbuat semaumu seperti itu? Aku hanya tidak ingin menjadi istri yang durhaka terhadap suami, bagaimana aku mau masuk surga jika begitu? Bukankah engkau yang akan menggiringku dan anak-anak kita ke surga, kelak?
****
Penasaran dengan kelanjutannya? Bisakah Hafidz mencintai Nabila, yang sudah mulai mengaguminya?
https://my.w.tt/kGfFXiNQb2
Temukan jawaban nya dalam cerita "Suratan Takdir" karya Harii dan Novitha.
Judul: Suratan Takdir
Genre: Sad, Romance, After Wedding.
Kalo masih belum yakin cerita ini bikin nyesek hati Anda? Yukk baca "Testimony Para Pembaca" di awal part. Pasti bikin kalian deg-deg-an dah, bikin kalian ketar ketir ngeliat tampannya Mas Hafidz.