Ketika suara mesin mulai berubah, menandakan adanya perubahan yang tak terhindarkan, Gempa dan Blaze menyadari bahwa hal yang paling mereka takuti akhirnya datang. Halilintar memejamkan mata untuk terakhir kalinya, meninggalkan kedua Sahabatnyanya dengan perasaan yang hancur.
Gempa dan Blaze tidak bisa berkata apa-apa. Hanya ada tangisan yang tertahan dan hati yang hancur. Mereka berdua saling menggenggam tangan satu sama lain, merasakan perasaan kehilangan yang begitu dalam, sesuatu yang tak bisa mereka hindari.