Ya Rabb, aku pernah merasa tidak sanggup dengan perasaan ini. Aku pernah memutuskan untuk ikhlas jika Engkau menghapus cinta ini.
Namun hingga detik ini aku masih mencintainya. Hingga detik ini, Engkau tak menghapus perasaan yg ada di dalam hatiku. Kenapa Ya Rabb? Padahal aku merasa tidak mampuh untuk mencintainya lagi. Aku merasa begitu jauh dengannya. Dia langit, aku bumi. Meski aku tahu mudah bagimu untuk menyatukan langit dan bumi.
Ya Rabb, aku merasa tak sanggup mencintai hamba-Mu yang satu ini. Ada banyak hawa yg mengaguminya. Dibandingkan mereka, aku bagai bebek diantara para angsa. Mereka memiliki keberanian untuk menyapa dia terlebih dahulu. Sementara aku, jangankan menyapa, ketika dari jauh aku melihat sosoknya. Tahu bahwa akan bertemu di satu jalan, aku langsung memutar arah. Ketika kami tak sengaja berpapasan di suatu jalan, aku menjadi patung hidup. Ketika dia menatap, aku tertunduk malu. Ketika dia menyapa atau mengirim pesan terlebih dulu, aku membalas dengan seadanya karena bingung. Padahal jauh di dalam dada sedang teriak gembira. Ya Rabb, aku dilema. Beri aku petunjuk harus tetap mencintainya atau berhenti?
Waktu membawaku ke tepi pantai. Di sana bumi dan langit bersatu. Sekarang aku yakin tak ada yang mustahil di dunia ini jika Tuhan Semesta Alam telah berkehendak. Kun Fayakun. Terjadi. Maka terjadi lah.
Ya Rabb, jika dia bukan takdirku, beri aku rasa ikhlas ketika Engkau menghapus rasa cinta ini. Namun, jika aku memang terlahir untuk menjadi tulang rusuknya, dekatkan hati dan jarak kami. Jagakan hati dan cintanya untukku. Lembutkan hati keluarga kami agar memberi restu. Mudahkan jalan kami untuk bertemu dan bersatu sebagai kekasih halal yang di ridhoi oleh-Mu. Aamiin.
S.R.F
Pontianak, 21 Oktober 2019