Hujan mengguyur kota Bandung begitu deras. Ratusan liter air itu turun dari langit membasahi semuanya.
Namun, hal itu tak membuat keduanya gentar.
"Ardan!" ucap Renata lirih, air mata yang turun dari kedua matanya menyatu dengan air hujan ketika menatap manik mata lelaki di hadapannya. "Please! Gue mohon, jangan lakuin ini! Maria enggak akan suka lihat lo kayak gini di alam sana. Dia pasti akan lebih tenang kalo lo bisa nerima semuanya dan ngelanjutin hidup lo lagi."
"Tau apa lo soal Maria, Ren?" Ardan berkilah dengan ekspresi marah yang terukir di wajahnya. "Maria udah mati! Lo gak akan mungkin tau apa yang dia inginkan sebenarnya. Dan gue enggak akan pernah berhenti buat ngejar orang yang udah bunuh dia, bahkan kalo ternyata si pembunuh itu mantan pacar lo sendiri!"
***
Ardan Setiawan merasa tersambar petir saat menemukan gadis yang ditaksirnya selama ini terbujur kaku sebagai korban pembunuhan. Hatinya terkoyak. Nafsu membalas dendam berkobar dalam dirinya begitu besar untuk menemukan sang pembunuh.
Di sisi lain, seorang gadis bernama Renata Ardina Sutanto merasa bersedih hati saat pacar yang sangat dicintainya memutuskan hubungan mereka secara sepihak tanpa alasan. Hatinya remuk redam karena tahu telah kelihatan seseorang yang sangat penting dalam hidupnya selama ini.
Di suatu titik, Ardan dan Renata bertemu. Garis hidup yang mempertemukan keduanya terasa bagai lelucon saat misteri siapa pembunuh Maria terungkap.
Mampukah Ardan meredam amarah membalas dendamnya untuk membunuh sang pelaku?
Sanggupkah Renata menerima kenyataan bahwa mantan pacarnya ternyata menyimpan rahasia kelam itu?
Di tengah kekacauan itu, rasa yang takkan mungkin pernah mati mulai tumbuh di hati keduanya.
Cinta.
(Blurb | Untuk Rasa yang Takkan Pernah Mati)