pramunifia

Hopeless Romantic
          
          Nevara mengelus rambut hitam Masen karena pria itu sama sekali tidak membuka matanya dan melepaskan tangannya dari telinganya. Tiba-tiba Nevara ingat cara mereset sebuah ingatan buruk menjadi ingatan yang manis. Wanita itu menempelkan bibirnya pada bibir Masen. Tentu saja Masen otomatis membuka mata dengan sangat lebarnya. Nevara raih tengkuk pria itu dengan sangat lembut untuk menurunkan kedua tangan pria itu agar berpindah dari telinga ke pinggangnya yang masih ramping walau sudah hamil. 
          Otomatis otak Masen langsung turn on berganti mode dari yang asalnya pasif menjadi agresif. Ia seakan lupa dengan ketakutannya itu. Bak harimau yang diberi mangsa secara cuma-cuma tentu saja ia tidak akan melewatkan sebuah kesempatan yang tidak akan datang kedua kalinya. Lantas selanjutnya Masen meminta izin dengan suaranya yang berat namun terdengar begitu parau.
          “Let me in.” 
          Sebagai jawaban, wanita itu mengangguk patuh seakan terhipnotis oleh dua biji obsidian yang begitu dipujanya. Selanjutnya apapun yang terjadi, hanya bulan dan rintik hujan yang menjadi saksinya. Mereka lupa dengan tujuan awalnya untuk pulang. Mereka hanya dua insan yang dibisiki oleh setan untuk menyatu dengan jalan yang salah. Mereka lupa, dengan kisah cinta mereka ada seseorang yang terluka. Bahkan, hanya dengan mendengarkan tiap denting jam yang bergerak saja membuat dia amat frustasi dalam penantiannya. Sedangkan orang yang dinanti sedang asyik mengarungi nirwana dan surga dunia. 
          
          https://www.wattpad.com/story/303484768-hopeless-romantic

nurulerhz

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice