Suatu hari seorang ibu berbicara ke temannya yang selalu ngepush anaknya berlebihan, ia pun berkata:
"Inget bu.. anakmu itu lelah loh, kok terus dipaksain?
Ngepush anak berlebihan itu ngga bakal ngejadiin anakmu pinter, kalo pun nilainya tinggi itu hanya manipulasi sesaat. Sejatinya otaknyapun terlalu lelah untuk berpikir. Jangan karena dendam impian masa kecil ngga kesampaian jadi kamu limpahkan semuanya ke anak kamu. Kalian hidup di masa yang berbeda dan dengan impian yang berbeda pula."
Aku cuma bisa ketawa doang.
Ibu itu bicara karena dia liat topeng anaknya ya nunjukin something pada umumnya kayak ketawa girang dan pokoknya happy lah.
Tapi ibu itu lupa sama muka asli anaknya, ya sebenernya juga ibu itu udh kehilangan anaknya dari kapan tau.
Ya, ibu itu sebenarnya juga lumayan beda sama ibu ibu lainnya, di mana ibu ini selalu ngedukung anaknya dan membagikan kasih sayangnya sama banyak ke semua anaknya.
Tapi dibalik itu semua ada sebuah ambisinya yang berkedok harapannya yang ternyata menekan anaknya.
Sekarang aku tanya, ibu mana yang ketika kkm asli itu kayak 80 78 ato yang paling rendah itu 75 dan beliau memberi kkm kepada anak tengahnya itu nilai 95?
Ketika anak tengahnya itu mendapat nilai 80-an, maka anak itu langsung diinterogasi 4 mata.
Tapi ketika anak itu mendapat nilai di atas itu, beliau langsung bertanya siapa saja yang mendapat nilai segitu.
Awalnya anak pikir itu hal yang biasa, tapi sekarang itu sangat mengganggu kehidupan anaknya.
Anaknya tumbuh menjadi anak yang tidak mau kalah dan akan langsung memiliki rasa benci terhadap orang yang memiliki nilai di atasnya.
Yang membuat anak itu sial adalah orang yang terkadang mendapat nilai di atas dia adalah teman yang dianggap dekat oleh anak itu.
Ya, yang aku tau anaknya sekarang lebih tepatnya anak tengahnya itu sedang berjuang untuk menghilangkan pengaruh pengaruh masa kecil yang bisa dibilang buruk. Kalian tau titik sialnya, ya anak tengah itu aku sendiri :)